Erdogan langsung menggantikan koleganya dari AKP sebagai perdana menteri Turki lima hari kemudian.
Pada 2007, Erdogan kembali memenangkan pemilihan umum dengan meraih 46,6 persen suara.
Baca Juga:
Belanda Bangkit, Menang 2-1 atas Turki di Euro 2024 Berlin
Sekitar September 2010, Erdogan juga memenangkan sebuah refendum untuk perubahan konstitusi yang mengizinkan pemerintah menunjuk hakim-hakim pengadilan tinggi, melemahkan kekuatan militer, dan memastikan presiden dipilih melalui pemilu, bukan parlemen.
Pada Juni 2011, Erdogan dan partainya kembali menang pemilu dengan 49.8 persen suara terlepas dari kritik oposisi yang menilai pemerintahan Erdogan semakin menjauh dari sekular.
Sekitar Agustus 2014, Erdogan benar-benar menunjukkan taringnya dengan tetap keluar sebagai pemenang dalam pemilu langsung pertama dalam sejarah.
Baca Juga:
Timnas Turki Menang Melawan Georgia di Euro 2024 Skor 3-1
Dalam periode kali ini, Erdogan benar-benar mendapat ujian besar. Pertama, partai AKP kalah mayoritas suara dalam pemilu parlementer pada Juni 2015.
Meski kembali menjadi mayoritas partai di parlemen usai memenangkan pemilu sela, pemerintahan Erdogan di tahun itu menghadapi banyak rintangan seperti serangkaian serangan bom bunuh diri.
Pada Juli 2016, Erdogan juga dihadapkan oleh upaya kudeta militer meski gagal. Erdogan menyalahkan mantan sekutu yang kini menjadi musuh bebuyutannya, Fethullah Gulen sebagai dalang dibalik upaya kudeta.