"Impian utama Taiwan adalah memiliki sistem pertahanan yang dapat menangani ancaman dari J-20. Namun, menurut pandangan saya, J-20 bukan satu-satunya kekhawatiran yang perlu dihadapi Taiwan" sebutnya.
Ancaman yang lebih serius, sambungnya, adalah pesawat lain yang dapat masuk ke wilayah tersebut, membawa senjata, seperti pesawat pengebom H-6 mereka, serta potensi ancaman dari berbagai rudal balistik dan rudal jelajah.
Baca Juga:
Hubungan Politik dan Ekonomi Indonesia-China
"Jadi, jika saya menjadi Taiwan, saya akan fokus pada berbagai aspek pertahanan, dan tidak hanya pada J-20," katanya.
"Ada banyak elemen lain yang perlu mereka pertimbangkan agar tidak menjadi sasaran utama dalam ancaman yang kami bicarakan sebelumnya," tambahnya.
Pernyataan tersebut cukup tepat karena pesawat tempur Taiwan yang paling canggih adalah F-16V, dengan tambahan Viper baru yang sedang dibangun. Upgrade lainnya sedang dilakukan untuk pesawat tempur lain dalam inventarisnya.
Baca Juga:
CIA Datangi Prabowo di AS, Ada Apa di Balik Pertemuan Misterius dengan Presiden Indonesia?
Pertahanan udara terintegrasi berbasis darat dan laut yang terus berkembang di pulau tersebut juga merupakan faktor yang mempengaruhi hal ini.
Seperti yang ditunjukkan oleh Wilsbach sendiri, penilaian terbarunya terhadap J-20 secara umum sejalan dengan komentar yang dia buat pada simposium tahunan serupa pada tahun 2022.
Pada acara tersebut, sang jenderal mengatakan: "J-20 tidak akan membuat kita kehilangan waktu untuk tidur."