Sementara itu, dalam
perkembangan globa saat ini, persaingan China dan AS terus meluas dan semakin pelik.
"Dan Korsel berusaha
tidak terjebak di antara persaingan ini. Karena itu NSP dinilai Korsel sebagai
jalan keluar baru lepas dari ketergantungan tersebut," ujar Choe.
Baca Juga:
Rusia Siap Banjiri Indonesia dengan Jet Tempur dan Tank Canggih, Ini Respons Kemhan
Seoul mengandalkan kerjasama
pembangunan sebagai sarana untuk mempererat ikatannya dengan ASEAN di bawah
kebijakan NSP.
Itu sebabnya, sifat alamiah
NSP, sebagai inisiatif baru di kawasan, berbeda dengan inisiatif dari
negara-negara besar yang berorientasi pada keamanan.
Choe menuturkan, Korsel perlu
diversifikasi perekonomian agar mengurangi ketergantungan dengan perdagangan
China.
Baca Juga:
Biaya Pertahanan Global: Inilah Sederet Rudal yang Bisa Mengubah Arah Perang
Menurutnya, 27 persen
perdagangan Korsel saat ini mengandalkan Negeri Tirai Bambu.
Selain itu, ia menganggap
China saat ini sebagai kompetitor utama Korsel dalam hampir seluruh industri.
Di sisi lain, Choe memaparkan,
banyak potensi kerjasama yang bisa dikembangkan Korsel dengan Indonesia dan
negara Asia Tenggara lainnya atau ASEAN.