Sementara itu, dalam
perkembangan globa saat ini, persaingan China dan AS terus meluas dan semakin pelik.
"Dan Korsel berusaha
tidak terjebak di antara persaingan ini. Karena itu NSP dinilai Korsel sebagai
jalan keluar baru lepas dari ketergantungan tersebut," ujar Choe.
Baca Juga:
Mabes TNI Kirim Prajurit Terbaiknya Ikuti Latihan Integrasi Di Australia
Seoul mengandalkan kerjasama
pembangunan sebagai sarana untuk mempererat ikatannya dengan ASEAN di bawah
kebijakan NSP.
Itu sebabnya, sifat alamiah
NSP, sebagai inisiatif baru di kawasan, berbeda dengan inisiatif dari
negara-negara besar yang berorientasi pada keamanan.
Choe menuturkan, Korsel perlu
diversifikasi perekonomian agar mengurangi ketergantungan dengan perdagangan
China.
Baca Juga:
Panglima TNI Tinjau Kesiapan Puncak Peringatan HUT Ke-79 TNI di Monas
Menurutnya, 27 persen
perdagangan Korsel saat ini mengandalkan Negeri Tirai Bambu.
Selain itu, ia menganggap
China saat ini sebagai kompetitor utama Korsel dalam hampir seluruh industri.
Di sisi lain, Choe memaparkan,
banyak potensi kerjasama yang bisa dikembangkan Korsel dengan Indonesia dan
negara Asia Tenggara lainnya atau ASEAN.