Selain itu, delapan rudal Kalibr ditembakkan dari kapal perang, tiga rudal balistik Iskander-M, empat rudal S-300 yang digunakan kembali sebagai senjata serangan darat, serta delapan rudal berpemandu udara Kh-59/69.
Sementara itu, Rusia juga meluncurkan 194 drone Shahed-136 dan drone lain untuk mengatasi sistem pertahanan udara Ukraina.
Baca Juga:
Minyakita Tak Genap 1 Liter, Kemendag Telusuri Dugaan Kecurangan
Serangan ini menargetkan berbagai infrastruktur penting, termasuk fasilitas gas dan jaringan listrik di beberapa wilayah, seperti Odesa, Poltava, Chernihiv, Ternopil, dan Kharkiv.
Dalam menghadapi serangan tersebut, Ukraina tidak hanya mengandalkan Mirage 2000. Jet tempur F-16 dari AS, sistem rudal pertahanan udara, serta perangkat perang elektronik juga dikerahkan.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menegaskan peran krusial Mirage 2000 dan F-16 dalam mempertahankan wilayah udara negaranya.
Baca Juga:
RBS Bersatu Sumut Emas Hadiri Silaturahmi dan Buka Puasa Bersama Gubsu dan Wagubsu
“Kami kini memiliki lebih banyak alat untuk melawan agresi Rusia, dan kami akan terus memperkuat pertahanan udara kami,” kata Zelensky melalui media sosial.
Keberadaan Mirage 2000 di Ukraina merupakan hasil dari komitmen Prancis yang diumumkan setahun sebelumnya. Pada 6 Juni 2024, Presiden Prancis Emmanuel Macron mengungkapkan rencana pengiriman sejumlah jet tempur Mirage 2000-5F kepada Ukraina dalam wawancara yang bertepatan dengan peringatan D-Day.
“Prancis berdiri bersama Ukraina, dan kami akan memberikan dukungan yang dibutuhkan untuk mempertahankan kedaulatan mereka,” kata Macron.