Prancis juga berkomitmen untuk melatih pilot dan kru perawatan Ukraina, sebuah proses yang diperkirakan memakan waktu lima hingga enam bulan.
Menteri Pertahanan Prancis Sébastien Lecornu mengatakan, “Kami akan mengirimkan enam unit Mirage 2000-5F secara bertahap, dengan tiga unit pertama dijadwalkan tiba pada awal 2025.”
Baca Juga:
Minyakita Tak Genap 1 Liter, Kemendag Telusuri Dugaan Kecurangan
Pelatihan para pilot Ukraina dilakukan di Pangkalan Udara Nancy, di mana mereka belajar bersama skuadron 2/3 Champagne Angkatan Udara Prancis menggunakan pesawat latih Mirage 2000B.
Jet tempur ini dipersenjatai dengan rudal udara-ke-udara Mica, baik dalam varian berpemandu radar maupun inframerah, yang memungkinkan pertempuran jarak jauh.
Selain itu, Mirage 2000 yang dikirim ke Ukraina juga dilengkapi dengan rudal jelajah SCALP-EG (Storm Shadow) yang memiliki jangkauan lebih dari 250 kilometer, serta bom berpemandu AASM Hammer untuk serangan presisi.
Baca Juga:
RBS Bersatu Sumut Emas Hadiri Silaturahmi dan Buka Puasa Bersama Gubsu dan Wagubsu
Dalam insiden 7 Maret 2025, diduga kuat Mirage 2000 Ukraina menggunakan rudal Mica untuk menjatuhkan rudal Kh-101.
Meski demikian, Angkatan Udara Ukraina belum mengonfirmasi jenis senjata yang digunakan.
Dengan jangkauan hingga 80 kilometer dalam mode radar, rudal Mica memungkinkan pilot menyerang target dari jarak aman.