Dia juga mengatakan Ukraina telah mempersiapkan kemungkinan perang sejak November 2021, bahwa Kiev akan menang. Menurutnya, Presiden Volodymyr Zelensky akan tidak mengambil satu langkah mundur dalam membela kepentingan nasional Ukraina.
Sebelumnya pada hari yang sama, Zelensky mengecam NATO sebagai aliansi lemah dan mempertanyakan komitmen aliansi pimpinan Amerika Serikat (AS) itu untuk membela anggotanya, karena menolak untuk terlibat di Ukraina.
Baca Juga:
KRI Diponogoro-365 Uji Kemampuan Dengan Kapal NATO Di Laut Mediterania
NATO telah menyalurkan puluhan juta dolar dalam bentuk senjata dan bantuan lainnya ke Kiev dan memberlakukan embargo ekonomi yang luas terhadap Rusia. Namun, aliansi itu menolak mengirim pasukan, jet tempur dan juga menolak permintaan Kiev untuk memberlakukan zona larangan terbang di atas wilayah udara Ukraina.
Dalam pidato video pada hari Selasa, presiden Ukraina mengatakan warganya telah menyadari bahwa mereka tidak akan diizinkan untuk bergabung dengan NATO dan sebagai gantinya mulai mengandalkan kekuatannya sendiri.
Salah satu tuntutan keamanan utama Rusia yang disuarakan kepada NATO pada bulan Desember adalah janji agar Ukraina tetap netral. NATO dan AS menolak ini, bersikeras pada kebijakan "pintu terbuka" aliansi tersebut.
Baca Juga:
NATO Panik, Putin Cetak Kemenangan Baru di Ukraina
Moskow menginvasi Ukraina sejak 24 Februari, dengan mengatakan bahwa Rusia harus melakukan demiliterisasi dan "de-Nazifikasi" pemerintah di Kiev setelah menolak untuk menyelesaikan konflik Donbass secara damai dan mencari senjata nuklir dan keanggotaan NATO. Ukraina mengecam langkah itu sebagai serangan tidak beralasan. [qnt]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.