"Yang harus kita tanyakan, mengapa Indonesia mau terlibat dalam skenario yang tampaknya mendukung rencana Israel dan Amerika? Bukankah tujuan mereka sejak awal adalah mengosongkan Gaza agar lebih mudah dikuasai?" ujar Buya Anwar dalam pernyataannya, dikutip Kamis Rabu (10/4/2025).
Sebagai Ketua PP Muhammadiyah bidang ekonomi, ia juga mengingatkan bahwa jika rencana evakuasi ini terealisasi, maka Israel akan semakin leluasa menempatkan warganya di wilayah Gaza.
Baca Juga:
Perpecahan di Tubuh Angkatan Udara Israel, Ratusan Tentara Tolak Perang di Gaza
Dalam jangka panjang, hal ini dapat menjadi bagian dari proyek besar yang sering disebut sebagai Israel Raya.
"Dulu, Yerusalem adalah milik Palestina, tetapi sekarang telah diduduki dan diklaim sebagai ibu kota Israel. Kita tidak boleh mengulang kesalahan yang sama dengan membiarkan Gaza kosong dan terbuka bagi kolonisasi Israel," tegasnya.
Lebih lanjut, Buya Anwar juga menyoroti lima negara yang dikunjungi Presiden Prabowo dalam lawatan diplomatiknya, yakni Uni Emirat Arab, Turki, Mesir, Qatar, dan Yordania.
Baca Juga:
Pemerintah Indonesia Konsultasikan Dukungan Kemanusiaan untuk Palestina, Tegaskan Penolakan Relokasi Warga Gaza
Ia mengingatkan bahwa negara-negara tersebut memiliki hubungan diplomatik maupun ekonomi dengan Israel, sehingga kemungkinan ada faktor geopolitik yang perlu dicermati lebih dalam.
Ia menegaskan bahwa bantuan kemanusiaan untuk rakyat Gaza seharusnya tetap dilakukan, tetapi bukan dalam bentuk evakuasi massal yang justru berisiko mempercepat pengosongan wilayah tersebut.
"Jika kita ingin membantu rakyat Gaza, maka lakukanlah dengan menyediakan fasilitas kesehatan dan bantuan medis di sana, bukan dengan memindahkan mereka ke luar negeri. Sebagai bangsa yang pernah dijajah selama 350 tahun, kita tentu memahami bahwa penjajah memiliki banyak cara untuk melancarkan agendanya," tambahnya.