Kim lalu berkata, "Ini adalah urusan keluarga kita bersama, yang perlu kita selesaikan dengan bergandengan tangan dengan ibu kita."
Permintaan Kim muncul sebagai usaha untuk meningkatkan tingkat kelahiran yang rendah di Korea Utara.
Baca Juga:
Korut Umumkan Status Negara Nuklir Permanen, Tantang AS
Berdasarkan data Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada tahun 2023, tingkat kesuburan atau jumlah rata-rata anak yang lahir per perempuan di Korea Utara berada pada angka 1,8.
Laporan dari Hyundai Research Institute menyatakan bahwa tingkat kesuburan di Korea Utara mengalami penurunan signifikan setelah bencana kelaparan melanda negara tersebut pada tahun 1990-an.
Selain itu, Korea Utara pernah menerapkan program pengendalian kelahiran bayi pada tahun 1970 hingga 1980-an untuk mengurangi pertumbuhan populasi setelah Perang Korea.
Baca Juga:
Kapal Perang Korut Gagal Meluncur, 'Insiden Malu Nasional' Segera Diusut
Hyundai Research Institute juga menilai bahwa Korea Utara akan menghadapi kesulitan jika tidak memiliki cukup tenaga kerja.
Lembaga tersebut menyatakan, "Negara ini akan mengalami kesulitan dalam menghidupkan kembali dan mengembangkan industri manufaktur tanpa adanya tenaga kerja yang cukup."
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.