Kim mengatakan senjata itu mampu mengatasi bentang alam yang tinggi, dapat menyerang secara berurutan dengan presisi, memiliki jangkauan tembak seluruh Korea Selatan dan dapat diisi dengan hulu ledak nuklir taktis.
“Secara prospektif, sebagai senjata ofensif utama pasukan militer kita, itu akan melakukan misi tempurnya sendiri untuk mengalahkan musuh,” terangnya.
Baca Juga:
Bantu Rusia, Terungkap Kim Jong Un Kirim Tentara ke Ukraina
Sementara itu, Kementerian Pertahanan Korea Selatan kemudian menanggapi komentar Kim, menyebut mereka memakai ‘bahasa provokatif yang sangat merusak perdamaian dan stabilitas Semenanjung Korea’.
Kementerian mendesak Pyongyang untuk segera menghentikan pengembangan senjata nuklir dan kembali ke jalur denuklirisasi, memperingatkan bahwa rezim Kim Jong Un akan berakhir jika Korea Utara mencoba menggunakan senjata nuklir.
Kementerian berjanji untuk mempertahankan postur kesiapan militernya untuk menanggapi dengan tegas setiap ancaman Korea Utara, menambahkan bahwa militer akan memperkuat sistem pertahanan ‘tiga sumbu’ yang dirancang untuk melawan ancaman nuklir dan rudal Korea Utara.
Baca Juga:
Krisis Kelahiran di Korut: Pemerintah Penjarakan Dokter Aborsi dan Sita Alat Kontrasepsi
Sistem pertahanan ‘tiga sumbu’ yang terdiri dari sistem serangan preemptive Kill Chain, sistem Pertahanan Udara dan Rudal Korea dan rencana Hukuman dan Pembalasan Besar-besaran Korea, sebuah rencana operasional untuk melumpuhkan kepemimpinan Korea Utara dalam konflik besar.
Kantor kepresiden Korea Selatan mengatakan Presiden Yoon Suk Yeol menjelaskan pada Minggu (1/1/2023) selama panggilan telepon dengan para pemimpin militer bahwa Korea Utara akan terus melakukan provokasi nuklir dan rudal secara terus-menerus, dan militer Korea Selatan harus menanggapi dengan pembalasan yang jelas. [eta]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.