Myanmar sendiri tercatat sebagai salah satu negara dengan jumlah anak yang tidak mendapatkan vaksinasi terbanyak di dunia.
Situasi ini semakin memburuk akibat serangan militer terhadap fasilitas kesehatan.
Baca Juga:
Uang Miliaran Rupiah Hilang, Ashanty Akui Sempat Tuduh Anang Sebelum Temukan Dalang Sebenarnya
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat puluhan insiden serangan terhadap sarana medis sepanjang 2025.
Warga yang melarikan diri dan bersembunyi di kawasan hutan untuk menghindari serangan udara juga menghadapi risiko kesehatan lain, terutama malaria dan penyakit menular berbasis lingkungan.
Banyak pasien dilaporkan mengalami malaria berulang karena keterbatasan akses pengobatan dan pencegahan.
Baca Juga:
Pemerintah Minta PPP Mandiri, Tolak Intervensi dalam Konflik Internal
Kondisi tersebut turut menghambat upaya Thailand dalam memberantas malaria di wilayah perbatasan.
Jumlah kasus yang sempat ditekan kini kembali menunjukkan peningkatan.
Secara keseluruhan, lebih dari tiga juta warga Myanmar saat ini hidup sebagai pengungsi dengan akses layanan kesehatan yang sangat terbatas.