WahanaNews.co | Saat ini perhatian dunia tertuju pada konflik Rusia-Ukraina.
Namun di tengah keadaan Rusia dan Ukraina yang semakin memanas, dua negara Asia ini malah dilaporkan terlibat dalam ketegangan.
Baca Juga:
Bantu Rusia, Terungkap Kim Jong Un Kirim Tentara ke Ukraina
Dua negara tersebut adalah Korea Selatan dan Korea Utara yang diketahui sejak lama memiliki hubungan yang dingin.
Tetapi, baru-baru ini keduanya dilaporkan berhadapan ketika kapal nelayan Korea Utara disebut melintasi perbatasan laut.
Melansir express.co.uk (8/3/2022), Korea Selatan telah menangkap kapal nelayan Korea Utara yang melintasi perbatasan dan melepaskan tembakan peringatan ke kapal patroli Korea Utara.
Kapal nelayan Korea Utara melintasi perbatasan laut sekitar pukul 09.30 waktu setempat di lepas pantai barat semenanjung, kantor berita Yonhap melaporkan.
Baca Juga:
Usai Puluhan Tentara Ogah Balik Perang ke Gaza, Israel Kalang Kabut
Kapal penangkap ikan itu disita dan ditarik ke pulau Baengnyeongdo Korea Selatan untuk penyelidikan.
Sementara militer Korea Selatan melepaskan tembakan peringatan ke kapal patroli Korea Utara yang melintasi perbatasan sebentar sambil melacak kapal penangkap ikan.
Insiden perbatasan antara kedua Korea diawasi ketat oleh kedua negara.
Korea Utara dan Selatan -yang didukung oleh China dan AS- secara resmi telah berada dalam keadaan perang sejak Perang Korea 1950-53 berakhir, dengan gencatan senjata bukan perjanjian damai.
Hubungan dua negara ini, yang dipisahkan oleh zona demiliterisasi, tetap tegang dan seringkali meningkat saat ini.
Itu juga terjadi ketika gambar satelit menunjukkan bahwa Korea Utara telah mulai memperbaiki situs uji coba nuklir tertutup.
Gambar-gambar yang diambil Jumat lalu oleh perusahaan pencitraan satelit Maxar telah memicu kekhawatiran bahwa negara pertapa itu dapat melanjutkan pengujian senjata nuklir dan rudal jarak jauh.
Situs Punggye-ri ditutup pada 2018 dan beberapa terowongan diledakkan setelah Kim Jong-un berjanji untuk menghentikan uji coba nuklir.
Korea Utara merupakan salah satu negara yang mengakui memiliki senjata nuklir. Negara lainnya adalah Amerika Serikat, Rusia, Inggris, Prancis, Tiongkok, Pakistan.
Sementara Korea Selatan memiliki program senjata nuklir pada awal 1970-an, tetapi diperkirakan ditinggalkan ketika Korea Selatan menandatangani NPT pada 1975. Meski, banyak laporan yang mengatakan program tersebut kemudian dilanjutkan oleh militer.
Selain itu, Korea Selatan mengembangkan rudal balistik permukaan-ke-permukaan yang dilaporkan sekuat hulu ledak nuklir taktis.
Menurut laporan yang diterbitkan pada Kamis (2/8/2021), senjata baru Korea Selatan dapat membawa hulu ledak hingga 3 ton dengan jangkauan penerbangan 350 hingga 400 km.
Rudal balistik permukaan-ke-permukaan Korea Selatan dirancang untuk menghancurkan fasilitas dan pangkalan rudal bawah tanah, untuk secara efektif meniadakan rudal balistik nuklir dan antarbenua (ICBM) sebelum diluncurkan, seperti yang dilansir dari Al Jazeera pada Jumat (3/9/2021).
Laporan itu mengatakan bahwa senjata rudal itu juga dapat mencapai seluruh wilayah Korea Utara jika ditembakkan dari sekitar perbatasan antar-Korea.
Korea Selatan juga berhasil mengembangkan teknologi senjata rudal balistik yang diluncurkan melalui kapal selam (Submarine-Launched Ballistic Missile—SLBM) dalam laporan kantor berita Yonhap, Selasa (7/9).
Dengan demikian, Korea Selatan menjadi negara pertama di dunia tanpa senjata nuklir yang berhasil mengembangkan teknologi tersebut. [gun]