Hamas, gerakan Islam Palestina yang menguasai Gaza sejak 2007, mengatakan pertempuran sedang berkecamuk di distrik Zeitun di Gaza utara.
Di tempat terpisah, kepala lembaga mata-mata Israel Mossad David Barnea bergabung dalam perundingan di Paris untuk berupaya membuka blokir perundingan mengenai gencatan senjata.
Baca Juga:
9 Staf UNRWA Dipecat PBB, Atas Dugaan Terlibat Serangan Hamas ke Israel
Ia mendorong kesepakatan pemulangan sandera yang diklaim ditahan Hamas yang masih tersisa.
Amerika Serikat, Mesir, dan Qatar semuanya sangat terlibat dalam perundingan di masa lalu yang bertujuan untuk mengamankan gencatan senjata dan pertukaran tahanan-sandera.
AS, sekutu utama Israel, sebenarnya sudah menentang upaya Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu terkait perang di Gaza ini, termasuk soal rencana mencaplok Gaza sepenuhnya.
Baca Juga:
AS Desak Israel Investigasi Serangan Udara Mematikan di Kamp Pengungsi Rafah, Palestina
Pembicaraan tersebut terjadi bersamaan dengan meningkatnya kekhawatiran krisis pangan warga sipil Gaza. Badan bantuan utama PBB untuk Palestina, UNRWA, mengatakan warga Gaza "berada dalam bahaya ekstrem sementara dunia menyaksikannya".
Di dekat kamp pengungsi Jabalia, kemarahan meningkat dan pada Jumat saat puluhan orang berdemo.
"Kami tidak mati karena serangan udara tetapi kami sekarat karena kelaparan," demikian bunyi sebuah tanda yang dipegang oleh seorang anak.