Di kawasan inilah peradaban manusia berkembang pesat: pertanian terorganisasi pertama kali muncul, sistem tulisan diciptakan, dan roda ditemukan, yang kemudian mengubah arah sejarah dunia.
Saat ini, Sungai Tigris masih menjadi sumber kehidupan bagi sekitar 18 juta warga Irak.
Baca Juga:
Pasca Jatuhnya Rezim Assad, Irak Tutup Perbatasan Dengan Suriah
Airnya dimanfaatkan untuk irigasi pertanian, jalur transportasi, kegiatan industri, hingga pembangkit tenaga listrik. Namun, kondisi sungai terus memburuk dalam beberapa dekade terakhir.
Kerusakan infrastruktur air akibat konflik berkepanjangan sejak 1991 membuat sistem sanitasi Irak tidak pernah pulih sepenuhnya.
Data menunjukkan hanya sekitar 30 persen rumah tangga di wilayah perkotaan yang terhubung dengan fasilitas pengolahan limbah.
Baca Juga:
Irak Layangkan Nota Protes ke PBB Atas Pelanggaran Udara oleh Pesawat Israel
Angka tersebut bahkan jauh lebih rendah di wilayah pedesaan, yakni hanya sekitar 1,7 persen.
Akibatnya, limbah cair rumah tangga, sisa minyak, hingga limbah medis dibuang langsung ke Sungai Tigris tanpa pengolahan memadai.
Selain pencemaran, volume air sungai juga mengalami penurunan signifikan.