Situasi bertambah runyam, ketika ada seorang ibu-ibu di
penerbangan itu yang minta untuk tukaran kursi dengan salah satu anggota
rombongan gadis Yahudi tadi, karena ingin duduk di samping anaknya. Si gadis
Yahudi itu pun mau.
Namun ternyata, oleh pramugari, ibu-ibu tadi disuruh kembali
lagi ke kursinya, karena tidak sesuai dengan aturan maskapai, dimana penumpang
harus duduk sesuai dengan nomor kursinya masing-masing.
Baca Juga:
Cetak Sejarah, Claudia Sheinbaum Perempuan Yahudi Pertama yang Akan Pimpin Meksiko
Setelah tiba di Amsterdam, rombongan gadis Yahudi tadi
tiba-tiba tidak diizinkan naik penerbangan lanjutan ke New York. Mereka pun
terpaksa harus bermalam di bandara. Mereka baru bisa terbang ke New York pada
keesokan harinya dengan penerbangan lain.
Tuduhan Sang Rabbi
Mneurut laporan media 1010 WCSl News, rabbi dari 18 gadis
Yahudi ortodoks tersebut, Yisroel Kahan, mengklaim bahwa salah satu sekuriti
maskapai KLM mencemooh gadis-gadis itu.
Baca Juga:
Gegara Yahudi, Elon Musk Ancam 'Nuklir' ke Apple-Disney Cs
Pihak KLM juga berusaha untuk meminta para gadis itu
membayar biaya ekstra sebesar 2.000 Euro (setara Rp 33 jutaan) agar masalah itu
diselesaikan. Belum lagi mereka juga meminta fee ekstra untuk bagasi.
Beruntung mereka menolak untuk membayarkan fee tersebut.
Namun dalam pernyataannya pihak KLM menyangkal klaim tersebut. Mereka malah
menyebut rombongan gadis Yahudi itu tidak patuh terhadap aturan maskapai.
"Pada tanggal 20 Juli, rombongan besar penumpang dalam
penerbangan KL644 dari bandara JFK New York ke Amsterdam menolak untuk
mengikuti instruksi kru kami di dalam pesawat," ujar juru bicara KLM,
Gerrie Brand.