WahanaNews.co | Sekelompok
gadis yang termasuk dari rombongan Yahudi ortodoks harus menerima nasib diusir
keluar dari pesawat karena melanggar protokol Covid-19 yang ditetapkan oleh
maskapai penerbangan Delta Airlines di Amsterdam, Belanda, Sabtu (14/8/2021).
Baca Juga:
Cetak Sejarah, Claudia Sheinbaum Perempuan Yahudi Pertama yang Akan Pimpin Meksiko
18 orang dari rombongan ziarah ini melanggar protokol dengan
sengaja makan di luar aturan jam layanan makan yang sudah disediakan oleh
maskapai penerbangan.
Mereka tidak menghiraukan peringatan dari pramugari yang
bertugas dan tetap memakan makanan Kosher yang diberikan oleh Rabbi mereka
saat penerbangan balik dari Kiev ke Amsterdam di pesawat KLM Royal Dutch
Airlines yang bermitra dengan Delta Airlines.
Kronologi
Baca Juga:
Gegara Yahudi, Elon Musk Ancam 'Nuklir' ke Apple-Disney Cs
Cerita bermula ketika rombongan gadis Yahudi itu mengunjungi
situs religi di Kiev, Ukraina.
Mereka naik penerbangan penghubung dari maskapai KLM Royal
Dutch Airlines yang memang bermitra dengan Delta Airlines. Dalam penerbangan
balik dari Kiev ke Amsterdam, rombongan gadis Yahudi itu mulai makan makanan
kosher (halal) yang diberikan oleh Rabbi mereka.
Makanan kosher tersebut bukanlah makanan yang disediakan
oleh pihak maskapai. Pramugari yang bertugas pun sudah mencoba memperingatkan
mereka. Namun rombongan gadis Yahudi ini tetap melanjutkan kegiatan makan
mereka.
Situasi bertambah runyam, ketika ada seorang ibu-ibu di
penerbangan itu yang minta untuk tukaran kursi dengan salah satu anggota
rombongan gadis Yahudi tadi, karena ingin duduk di samping anaknya. Si gadis
Yahudi itu pun mau.
Namun ternyata, oleh pramugari, ibu-ibu tadi disuruh kembali
lagi ke kursinya, karena tidak sesuai dengan aturan maskapai, dimana penumpang
harus duduk sesuai dengan nomor kursinya masing-masing.
Setelah tiba di Amsterdam, rombongan gadis Yahudi tadi
tiba-tiba tidak diizinkan naik penerbangan lanjutan ke New York. Mereka pun
terpaksa harus bermalam di bandara. Mereka baru bisa terbang ke New York pada
keesokan harinya dengan penerbangan lain.
Tuduhan Sang Rabbi
Mneurut laporan media 1010 WCSl News, rabbi dari 18 gadis
Yahudi ortodoks tersebut, Yisroel Kahan, mengklaim bahwa salah satu sekuriti
maskapai KLM mencemooh gadis-gadis itu.
Pihak KLM juga berusaha untuk meminta para gadis itu
membayar biaya ekstra sebesar 2.000 Euro (setara Rp 33 jutaan) agar masalah itu
diselesaikan. Belum lagi mereka juga meminta fee ekstra untuk bagasi.
Beruntung mereka menolak untuk membayarkan fee tersebut.
Namun dalam pernyataannya pihak KLM menyangkal klaim tersebut. Mereka malah
menyebut rombongan gadis Yahudi itu tidak patuh terhadap aturan maskapai.
"Pada tanggal 20 Juli, rombongan besar penumpang dalam
penerbangan KL644 dari bandara JFK New York ke Amsterdam menolak untuk
mengikuti instruksi kru kami di dalam pesawat," ujar juru bicara KLM,
Gerrie Brand.
"Setibanya di Amsterdam, rombongan ini kembali
diperingatkan dan diberi tahu konsekuensi dari perilaku tidak patuh aturan oleh
departemen keamanan KLM. Mereka juga sudah dijelaskan bahwa itu adalah
peringatan terakhir," Gerrie menambahkan.
"Rombongan yang sama berangkat dari Kiev ke Amsterdam
pada tanggal 5 Agustus dan lagi-lagi mereka tidak mematuhi instruksi dari kri
kabin kami dan menunjukkan perilaku buruk di dalam pesawat," lanjutnya.
"Saat kedatangan, rombongan yang terdiri dari 21 orang
itu dikeluarkan dari pesawat dan tidak diizinkan terbang ke New York,"
tutup Gerrie seperti diberitakan Daily Mail. [rin]