Upaya tersebut meliputi klorinasi sumur, tangki penyimpanan air, kolam pemandian umum, hingga lokasi mandi masyarakat yang dinilai berisiko menjadi titik paparan ameba.
Seorang dokter dari gugus tugas khusus pemerintah menambahkan, pihaknya kini menggelar tes skala besar di berbagai distrik.
Baca Juga:
Kepala WHO Desak Israel Hentikan Kelaparan di Gaza: “Kejahatan Perang yang Tak Bisa Ditoleransi”
Ia menjelaskan bahwa kasus-kasus terbaru tidak lagi terkonsentrasi di wilayah tertentu, melainkan sudah menyebar ke berbagai penjuru Kerala.
Sementara itu, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) menegaskan bahwa infeksi Naegleria fowleri tergolong sangat jarang, namun hampir selalu berakibat fatal.
Ameba ini dijuluki “pemakan otak” karena menyerang sistem saraf pusat dan menghancurkan jaringan otak dengan tingkat kematian mencapai lebih dari 95 persen.
Baca Juga:
WHO Soroti Ledakan Kasus Kolera di 31 Negara, Dorong Akses Air Bersih dan Vaksinasi
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menjelaskan bahwa gejala awal infeksi meliputi sakit kepala, demam, dan muntah.
Dalam hitungan hari, kondisi penderita bisa memburuk cepat hingga mengalami kejang, perubahan kesadaran, halusinasi, bahkan berujung koma.
[Redaktur: Ajat Sudrajat]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.