Juga tak tahu berapa banyak posko yang telah dihancurkan. Tidak ada informasi mengenai jumlah senjata, amunisi, atau bahan peledak mereka yang telah disita atau dihancurkan.
"Semakin lama gencatan senjata berlangsung, Hamas akan memiliki kesempatan untuk kembali mempersenjatai, memikirkan kembali, dan membangun kembali."
Baca Juga:
Pelanggaran Hukum Internasional, PBB: 70 Persen Korban di Gaza Adalah Perempuan dan Anak-anak
Namun, Eric Oehlerich, mantan anggota Navy SEAL AS dan kontributor ABC News, menyatakan bahwa jeda tersebut juga membawa risiko bagi Hamas.
Oehlerich yakin bahwa para sandera yang kembali ke Israel dapat memberikan informasi intelijen yang berguna bagi militer Israel.
"Ketika diberi arahan oleh perencana Pasukan Pertahanan Israel (IDF), IDF sekarang akan memiliki lebih banyak informasi mengenai 'bagaimana' mereka ditahan. Kemungkinan, 'di mana' dapat diketahui jika perencana IDF berhati-hati dan cerdas," kata Oehlerich.
Baca Juga:
Komandan Hamas Tewas dalam Serangan Israel di Lebanon Utara
Namun, kemungkinan kemajuan intelijen Israel bisa diimbangi oleh kesepakatan untuk menghentikan penerbangan pesawat pengintai di atas Gaza pada periode tertentu selama gencatan senjata, tambah Oehlerich.
"Mereka akan menempatkan diri di posisi yang dapat melancarkan serangan atau menghambat Israel. Jadi, saya yakin ada aktivitas yang sangat intensif yang sedang berlangsung," katanya.
"Penggunaan pengawasan jarak jauh oleh Israel, yang mereka kuasai dengan baik, kemungkinan akan berkurang selama periode ini," kata Letnan Jenderal Purnawirawan Angkatan Darat William Troy kepada ABC News, ketika berbicara tentang periode gencatan senjata.