Modifikasi terbaru pada Shahed meningkatkan kecepatan maksimumnya dari 115 menjadi 180 mil per jam, atau sekitar 289 km per jam.
Akibat peningkatan ini, pasukan Ukraina semakin mengandalkan sistem MANPADS, rudal permukaan-ke-udara yang diluncurkan dari bahu, untuk menghentikan ancaman tersebut.
Baca Juga:
Drone Ukraina Serang Berbagai Wilayah Rusia, AS Mengaku Tak Tahu Menahu
"Semua itu adalah bagian dari strategi Rusia untuk menggunakan Shahed guna menguras pertahanan udara Ukraina, termasuk sistem elektronik dan rudal darat-ke-udara," ujar Ihnat.
Serangan Rusia juga kerap dilakukan secara kombinatif. Ratusan rudal ditembakkan secara serentak, dikombinasikan dengan drone Shahed yang diluncurkan sebagai umpan, termasuk varian murah tanpa hulu ledak.
Ihnat memperkirakan sekitar 40 dari setiap 100 drone yang dikirim ke Ukraina merupakan unit umpan. Strategi ini ditujukan untuk memecah konsentrasi dan sumber daya pertahanan udara Ukraina.
Baca Juga:
Rusia Banjiri Ukraina dengan 355 Drone, Trump Meledak: Putin Sudah Gila!
Dengan harga antara 20.000 hingga 50.000 dolar per unit, Shahed jauh lebih murah dibanding rudal pencegat, seperti Buk-M1 buatan Soviet seharga 300.000 dolar per peluncuran, atau sistem Patriot dari AS yang masing-masing rudalnya bisa mencapai 4 juta dolar.
Perbedaan biaya inilah yang mendorong Rusia untuk memproduksi Shahed secara lokal dalam jumlah besar, dan meluncurkannya secara bertahap ke sasaran infrastruktur penting Ukraina.
Data dari Pusat Studi Strategis dan Internasional mencatat bahwa peluncuran Shahed meningkat dari 130 per minggu pada September menjadi lebih dari 1.100 per minggu pada musim semi ini.