Bulan lalu, pengamat pertahanan National Interest yang juga mantan pegawai Departemen Pertahanan AS; Kris Osborn, menyatakan bahwa jika terjadi konflik Rusia-NATO atas Ukraina, AS dapat melakukan serangan rudal jelajah Tomahawk dari kapal yang beroperasi di Laut Hitam untuk membawa kehancuran besar bagi pasukan Rusia di sepanjang perbatasan Ukraina.
Osborn juga percaya bahwa penyebaran massal F-35A, F-35C yang diluncurkan kapal induk, dan F-35B yang diluncurkan kapal serbu amfibi dapat memainkan “faktor penentu” dalam setiap perang darat Ukraina.
Baca Juga:
Hubungan Politik dan Ekonomi Indonesia-China
Rusia memiliki setidaknya 71 batalyon S-400, dengan peluncur dan komponen lainnya dibagi menjadi 34 resimen, dengan total sekitar 560 peluncur.
Negara yang dipimpin Presiden Vladimir Putin ini juga memiliki 125 batalyon S-300 yang lebih tua, dengan total lebih dari 1.500 peluncur. Sistem pertahanan ini telah menerima berbagai upgrade.
Oktober lalu, media Rusia melaporkan Kementerian Pertahanan berencana untuk mengubah beberapa sistem S-300 dan S-400 secara bersamaan untuk membawa berbagai rudal guna menyediakan kemampuan serangan jarak jauh dan jarak pendek yang sangat akurat untuk digunakan tergantung pada taktik dan situasi. [rin]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.