WahanaNews.co | Organisasi Perjanjian Keamanan Kolektif (CSTO) adalah aliansi militer yang menaungi Rusia dan beberapa sekutunya. Organisasi ini dibuat salah satunya untuk menyaingi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) di Eropa.
Rusia diketahui memimpin aliansi militer sejumlah negara yang benama Organisasi Perjanjian Keamanan Kolektif atau CSTO. Apa itu CSTO?
Baca Juga:
Klaim NATO tentang Bantuan Militer Iran ke Rusia di Ukraina Tak Berdasar dan Bermotif Politik
CSTO sebenarnya merupakan kelanjutan dari Perjanjian Keamanan Kolektif, yang ditandatangani di Tashkent (Uzbekistan) pada 15 Mei 1992.
Kemudian pada 2002, semua negara anggota sepakat aliansi tersebut menjadi CSTO. Tujuannya mirip dengan NATO, melindungi negara anggota satu kawasan yang mendapat agresi dari negara lain.
Namun, banyak juga yang menganggap pembentukan CSTO itu untuk menyaingi NATO setelah Pakta Warsawa bentukan Uni Soviet bubar.
Baca Juga:
Terpilih Jadi Sekjen NATO, Ini Profil Perdana Menteri Belanda Mark Rutte
Pasal 4 dalam perjanjian itu berbunyi: "Jika salah satu negara anggota menjadi subjek agresi negara lain ataupun kelompok negara, ini akan dipertimbangkan sebagai agresi melawan seluruh negara anggota perjanjian ini," dikutip dari situs resmi CSTO.
"Terkait tindakan agresi terhadap salah satu negara yang berpartisipasi, semua negara anggota lain akan memberikan negara itu bantuan yang diperlukan, termasuk militer, dan juga akan memberikan dukungan yang mereka miliki dalam melaksanakan hak pertahanan kolektif sesuai dengan Pasal 51 Piagam PBB."
Beberapa negara yang tergabung dalam CSTO di antaranya Armenia, Kazakhstan, Kirgizstan, Rusia, Tajikistan, Uzbekistan, Azerbaijan, Georgia dan Belarus.