Fujian kemungkinan akan digunakan untuk memproyeksikan kekuatan China di Laut China Selatan dan Samudra Hindia, kata Li Nan, peneliti senior tamu di Institut Asia Timur Universitas Nasional Singapura.
“China sedang membangun kekuatan angkatan lautnya dari regional ke global,” katanya.
Baca Juga:
Mabes TNI Kirim Prajurit Terbaiknya Ikuti Latihan Integrasi Di Australia
“Kerentanan utama angkatan laut air biru China adalah perlindungan udara,” kata Li Nan.
Li mengatakan, sementara China memiliki banyak kapal permukaan yang dibangun dengan baik, seperti perusak Tipe 055, kapal induk akan memungkinkan angkatan laut China mendapatkan keunggulan udara untuk operasi ofensif dan defensif jauh dari pantainya, termasuk di Kepulauan Spratly dan Kepulauan Paracel yang diperebutkan.
Kapal induk memiliki penggunaan terbatas dalam konflik dengan Taiwan karena militer China sudah memiliki banyak lapangan terbang untuk mencapai keunggulan udara di atas pulau itu, katanya.
Baca Juga:
Panglima TNI Tinjau Kesiapan Puncak Peringatan HUT Ke-79 TNI di Monas
China telah membangun fasilitas militer di pulau-pulau buatan di perairan yang disengketakan di Laut China Selatan.
Sebuah lapangan terbang, misalnya, dibangun pada tahun 2016 di Fiery Cross Reef, yang oleh Tiongkok disebut Karang Yongshu.
Ketapel elektromagnetik juga dapat disesuaikan untuk meluncurkan drone dan pesawat pengintai yang lebih besar, seperti yang dilengkapi dengan sistem peringatan dan kontrol udara, sehingga meningkatkan jangkauan pendeteksian musuh, kata Li.