WahanaNews.co, Jakarta - Pada Jumat, (19/4/2024), Menteri Luar Negeri Iran mengumumkan bahwa pemerintah sedang melakukan penyelidikan terhadap serangan Israel terhadap Iran.
Dia juga menyatakan bahwa hingga saat ini, belum ada bukti yang menunjukkan keterlibatan Israel dalam serangan drone tersebut, dan dia menilai serangan tersebut sebagai tidak berarti.
Baca Juga:
Netanyahu Tawarkan Rp79 Miliar untuk Bebaskan Satu Sandera di Gaza
Hossein Amirabdollahian, Menteri Luar Negeri Iran, mengatakan kepada NBC News bahwa drone tersebut lepas landas dari wilayah Iran dan hanya terbang beberapa ratus meter sebelum dihancurkan.
"Drone itu lebih mirip mainan yang biasa dimainkan oleh anak-anak kami daripada drone sungguhan," ujar Amirabdollahian.
"Kami belum memiliki bukti yang menghubungkan insiden ini dengan Israel," katanya, sambil menambahkan bahwa Iran saat ini sedang menyelidiki masalah ini.
Baca Juga:
KTT Liga Arab dan OKI Sepakati Tekanan Global: Cabut Keanggotaan Israel dari PBB Segera!
Dia juga menegaskan bahwa laporan media tentang insiden tersebut tidak akurat, menurut sumber dari Teheran.
Media dan pejabat Iran melaporkan serangkaian ledakan kecil yang terjadi di Isfahan, Iran tengah, pada dini hari Jumat.
Mereka mengklaim bahwa ledakan tersebut disebabkan oleh sistem pertahanan udara yang berhasil menghancurkan tiga pesawat tak berawak.
Mereka menegaskan bahwa insiden tersebut merupakan serangan dari "penyusup" dan menolak adanya bukti yang menunjukkan keterlibatan Israel, sehingga mereka menolak perlunya tindakan balasan.
Amirabdollahian memperingatkan bahwa jika Israel membalas dan bertindak melawan kepentingan Iran, tanggapan Teheran berikutnya akan segera dilakukan dan pada tingkat maksimum.
"Namun jika tidak, maka kita sudah selesai. Kita sudah selesai," katanya.
Serangan tersebut tampaknya menargetkan pangkalan Angkatan Udara Iran di dekat kota Isfahan, jauh di dalam negeri, tetapi tidak menyerang situs strategis atau menyebabkan kerusakan besar.
Israel tidak berkomentar apa pun mengenai insiden tersebut. Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan bahwa Amerika Serikat tidak terlibat dalam operasi penyerangan apa pun, sementara Gedung Putih tidak berkomentar.
Israel telah mengatakan akan membalas setelah serangan pada 13 April, serangan langsung pertama yang pernah dilakukan oleh Iran terhadap Israel, yang tidak menimbulkan korban jiwa setelah Israel dan sekutunya menembak jatuh ratusan rudal dan pesawat tak berawak.
Teheran melancarkan serangan-serangan tersebut sebagai tanggapan atas serangan udara yang diduga dilakukan Israel pada 1 April yang menghancurkan sebuah gedung di kompleks kedutaan besar Iran di Damaskus dan menewaskan beberapa perwira Iran, termasuk seorang jenderal tinggi.
Para sekutu termasuk AS telah menekan sepanjang minggu untuk memastikan pembalasan lebih lanjut akan dikalibrasi agar tidak memicu lebih banyak eskalasi, dan negara-negara Barat memperketat sanksi terhadap Iran untuk melunakkan Israel.
Tidak ada kabar dari Israel pada Jumat mengenai apakah ada tindakan lebih lanjut yang akan dilakukan. Selain serangan langsung ke wilayah Iran, Israel juga memiliki cara-cara lain untuk menyerang, termasuk serangan siber dan serangan terhadap proksi Iran di tempat lain.
Serangan Israel ke Gaza
Kekerasan antara Israel dan proksi Iran di seluruh Timur Tengah telah meningkat selama enam bulan pertumpahan darah di Gaza, menimbulkan kekhawatiran bahwa perang bayangan antara kedua negara yang telah berlangsung lama ini dapat berubah menjadi konflik langsung.
Serangan Israel ke Gaza dimulai setelah kelompok Islamis Hamas menyerang Israel pada 7 Oktober, menewaskan 1.200 orang, menurut perhitungan Israel. Serangan militer Israel telah menewaskan 34.000 warga Palestina di Gaza, menurut kementerian kesehatan Gaza.
Saat malam tiba pada Jumat, pesawat dan tank-tank Israel menggempur beberapa daerah di Jalur Gaza, dengan serangan udara menghantam daerah-daerah di Rafah di mana lebih dari separuh dari 2,3 juta penduduk Gaza berlindung, menurut penduduk, media Hamas, dan para pejabat di kementerian kesehatan Gaza yang dikelola oleh Hamas.
Satu serangan menghantam dua apartemen di sebuah bangunan tempat tinggal di kota itu, menewaskan sembilan orang, termasuk empat anak-anak, dan melukai beberapa orang lainnya, kata para pejabat kesehatan.
Serangan udara juga menghancurkan sedikitnya lima rumah di kamp pengungsi Al-Nuseirat di Gaza tengah, kata penduduk dan media Hamas.
"Mereka (pihak keamanan Israel) menelepon beberapa warga dan memerintahkan mereka untuk mengevakuasi rumah-rumah mereka sebelum pesawat-pesawat mengebom beberapa bangunan di dekatnya," ujar Abu Omar, seorang warga Al-Nuseirat, kepada Reuters melalui sebuah aplikasi chatting.
"Segera setelah kami melarikan diri, ledakan-ledakan mengguncang tanah," tambahnya.
Pemerintah Israel pun bungkam, dan belum memberikan komentar terkait serangannya ke Iran.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]