Dia membenarkan bahwa adanya serangan ISIS-K di Kabul menjadi salah satu faktor penting keduanya bisa berkolaborasi.
Menurut dia, serangan ISIS-K ini jelas memang bagai simbol ancaman sekaligus bagi AS dan Taliban.
Baca Juga:
Taliban: Tugas Wanita Itu Melahirkan, Bukan Jadi Menteri
"ISIS-K punya target dan mengakui mengebom dan dalam pengertian di sini buat peringatan buat dua-duanya, we"are still exist. Underground tetap exist, tetap simbol bagi AS, ibarat gagal dong AS mengamankan. Kedua, untuk Taliban, yang dianggap bagai selingkuh sama AS, padahal seharusnya dalam gerakan anti terhadap AS dalam konteks GWoT (Global War on Terror)," lanjut kandidat PhD dari Freie Universität Berlin, Jerman, ini.
Dia menjelaskan, memang dalam hal teologis dan ideologis, jelas Taliban dan ISIS adalah dua entitas yang berbeda.
Keduanya, sejak awal, tak pernah dan tak akan sejalan, karena fundamental yang sudah berbeda.
Baca Juga:
Taliban Izinkan Perempuan Afghanistan Kuliah, Tapi…
ISIS merupakan ekstrem yang bersumber Salafi dan Wahabi dari Arab Saudi.
Sementara Taliban dari gerakan ekstrem radikal yang bersumber dari tradisi Sunni Hanafi dari Pakistan.
Hal itu yang membedakan secara teologis.