“Kalaupun ada militer itu mereka adanya di tepi barat. Jadi kita harus berbicara tentang Palestina itu ada di tepi barat, West Bank, ada Gaza. Di tengah-tengahnya itu ada checkpoint oleh pihak Israel,” ungkap Bang Onim.
Lebih lanjut, warga Gaza yang mau sholat di Masjidil Aqsa Mubarak itu sangat sulit. Sebab, sampai saat ini dikuasai oleh pihak Israel.
Baca Juga:
Netanyahu Tawarkan Rp79 Miliar untuk Bebaskan Satu Sandera di Gaza
“Dan bagi warga Gaza itu mereka itu sangat sulit untuk sholat di Masjidil Aqsa Mubarak yang jaraknya 74 km. Itu benar-benar ditutup oleh pihak Israel. Jadi kalau teman-teman melihat, apa kabar Masjidil Aqsa Mubarak sampai dengan saat ini, masih dikuasai oleh pihak Israel,” pungkasnya.
“Bagi saudara-saudara kita muslimin di tepi barat, itu mereka sholat di Masjidil Aqsa Mubarak, kiblat pertama Islam dunia seperti yang tercantum dalam surat Al Isra, itu dikuasai. Dan juga kalau kita masuk itu harus diperiksa KTP oleh pihak Israel,” jelas Bang Onim.
Dan bagi warga Palestina untuk melakukan sholat di Masjidil Aqsa Mubarak itu pun dibatasi. Usia 40 ke atas, lansia, dan perempuan boleh. Umur di bawah itu dilarang. Aturan tersebut berlaku hingga saat ini.
Baca Juga:
Pelanggaran Hukum Internasional, PBB: 70 Persen Korban di Gaza Adalah Perempuan dan Anak-anak
Lantas, jika tidak ada militer Palestina, siapa yang berjuang membela Palestina?
Kata Bang Onim, gabungan antara faksi politik yang ada di Gaza, yakni Hamas dan Faksi Fatah.
“Yang melakukan pembelaan saat ini adalah pejuang Palestina yang kita kenal dengan sayap militernya Hamas, Izuddin Al Qassam. Dan juga militernya Faksi Fatah, Syuhada Al Aqsa. Jadi saat ini yang berjuang di Palestina itu bukan militer Palestina tapi pejuang Palestina, gabungan antara beberapa faksi politik yang ada di Gaza,” jelasnya.