Setelah bertahun-tahun dikritik bahwa negara itu tidak cukup memikul beban keuangan dalam aliansi militer NATO, Scholz juga berjanji untuk membelanjakan lebih dari dua persen produk domestik bruto Jerman setiap tahun untuk pertahanan, melebihi target NATO.
Pergeseran itu didorong oleh kembalinya perang ke benua Eropa setelah invasi Rusia ke Ukraina pada 24 Februari, mengguncang rasa aman Jerman dan menyoroti keadaan angkatan bersenjatanya.
Baca Juga:
Israel-Iran di Ambang Perang, AS kirim Jet Tempur F-22 ke Timur Tengah
Namun pembelian F-35 menimbulkan pertanyaan tentang masa depan jet tempur Eropa yang sedang dikembangkan bersama Spanyol dan Prancis.
Dikenal sebagai Future Combat Air System (FCAS), pesawat ini dijadwalkan untuk menggantikan jet Rafale buatan Prancis dan pesawat Eurofighter Jerman dan Spanyol pada 2040.
Scholz berusaha menghilangkan kekhawatiran bahwa proyek itu mungkin menjadi tidak perlu akhir bulan lalu, dengan mengatakan proyek bersama Eropa adalah "prioritas mutlak."
Baca Juga:
KBRI Korea Selatan: Dua WNI Terlibat Kasus Jet Tempur KF-21 Boramae
"Penting bagi saya bahwa kita membangun generasi berikutnya dari pesawat tempur dan tank bekerja sama dengan mitra Eropa," katanya.
Tetapi Bundeswehr Jerman harus mengganti armada Tornadonya dalam jangka pendek karena sudah "usang", pungkas Scholz. [gun]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.