Sebab, selama ini Bennett dikenal penentang solusi dua
negara dalam penyelesaian konflik Israel-Palestina.
Solusi dua negara merupakan salah satu gagasan perdamaian
yang selama ini didukung komunitas internasional, di mana Israel dan Palestina
masing-masing mendirikan sebuah negara merdeka yang hidup berdampingan secara
damai.
Baca Juga:
Bubarkan Parlemen Israel dan Siapkan Pemilu, PM Naftali Bennett di Ambang Keruntuhan
"Selama saya memiliki kekuatan dan kendali, saya tidak
akan menyerahkan satu sentimeter pun tanah Israel," kata Bennett dalam
sebuah wawancara pada Februari 2021.
Dikutip Reuters, Bennett bahkan pernah mengatakan bahwa
pembentukan negara Palestina merupakan tindakan bunuh diri bagi Israel. Ia
beralasan hal itu terkait faktor keamanan warga Israel.
Pada 2013, Bennett juga pernah berpidato dan menyebutkan
"warga Palestina yang merupakan teroris" harus dibunuh daripada dibebaskan.
Baca Juga:
MUI Berduka, Jurnalis Al-Jazeera Ditembak Mati saat Liput Operasi Militer Israel
"Saya telah membunuh banyak orang Arab di hidup saya,
dan itu tidak masalah," kata mantan Komando Israel itu beberapa waktu lalu
seperti dikutip Anadolu.
Ketika menjabat sebagai menteri pertahanan Israel era
Netanyahu, Bennett juga pernah menentang penghentian rencana aneksasi Tepi
Barat, Palestina.
"Momentum pembangunan di negara ini tidak boleh
dihentikan, bahkan untuk sedetik pun," ucap Bennett saat itu.