Setidaknya 56 sekolah yang rusak juga berfungsi sebagai tempat penampungan untuk warga sipil yang mengungsi. Serangan Israel juga menyebabkan kerusakan pada 110 masjid dan tiga gereja.
Meskipun Israel menuduh Hamas bertanggung jawab atas kematian warga sipil karena menggunakan infrastruktur sipil, tempat-tempat tersebut juga menjadi tempat perlindungan bagi warga Palestina yang melarikan diri sesuai dengan perintah evakuasi Israel.
Baca Juga:
Netanyahu Tawarkan Rp79 Miliar untuk Bebaskan Satu Sandera di Gaza
"Gaza sekarang memiliki warna yang berbeda dari luar angkasa. Teksturnya berbeda," kata Scher, yang telah bekerja dengan Van Den Hoek untuk memetakan kehancuran di beberapa zona perang, dari Aleppo hingga Mariupol.
Dalam beberapa hal, kehancuran di Gaza telah melampaui pemboman Sekutu di Jerman selama Perang Dunia II.
"Antara tahun 1942 dan 1945, sekutu menyerang 51 kota besar dan kecil di Jerman, meluluhlantakkan 40-50 persen wilayah perkotaannya," ungkap Robert Pape, sejarawan militer AS.
Baca Juga:
Presiden Prabowo Usulkan Two-State Solution untuk Akhiri Konflik Gaza dalam Pertemuan dengan AS
Pape mengatakan angka ini setara dengan 10 persen bangunan di seluruh Jerman, dibandingkan dengan lebih dari 33 persen di Gaza, wilayah padat penduduk yang luasnya hanya 360 kilometer persegi.
"Gaza adalah salah satu serangan penghukuman warga sipil paling intens dalam sejarah," kata Pape.
"Kini mereka berada di kuartil teratas dalam serangan paling dahsyat yang pernah ada," sambungnya.