Para demonstran menyalahkan Presiden Gotabaya Rajapaksa dan pemerintahnya atas kesalahan kebijakan yang melumpuhkan ekonomi dan menjerumuskan negara ke dalam kekacauan.
Pada bulan Mei, gelombang protes memaksa Rajapaksa dan Perdana Menteri Mahinda Rajapaksa untuk mundur.
Baca Juga:
Wickremesinghe Jadi Presiden Sri Lanka, Demonstran: Kami Tak Akan Mundur!
Krisis ekonomi yang menghantam Sri Lanka adalah yang terparah.
Pada 2009, setelah perang saudara di Sri Lanka berakhir atau bencana tsunami yang menghancurkan pada 2004, ekonomi Sri Lanka tak pernah terpuruk begitu dalam.
Saat ini, Ranil mengandalkan paket bailout dari Dana Moneter Internasional atau IMF.
Baca Juga:
Ekonomi Indonesia Disebut Masih Aman dari Krisis, Tapi…
Dia juga mengharapkan bantuan dari India dan China untuk menjaga perekonomian tetap bertahan.
Ranil mengatakan, anggaran baru bakal dipakai untuk keperluan keuangan publik pada jalur yang lebih berkelanjutan dan meningkatkan dana untuk orang miskin, yang paling terpukul.
"Anggaran sementara akan mengatur jalan ke depan," katanya.