Sejak pagi, orang hampir tidak bisa masuk ke TPS.
Hampir sepanjang hari, tampaknya ada lebih banyak staf dan keamanan di TPS daripada pemilih. Pengamat mengatakan angka merayap ke puluhan, paling banter.
Baca Juga:
Jelang Ramadan 2024, Impor Kurma ke Indonesia Meningkat
Pada pukul 08.05 waktu setempat di tempat pemungutan suara di pusat kota Tunis, hanya satu perempuan yang hadir untuk memberikan suara.
“Saya ingin mendukung negara saya dan mendukung presiden saya. Saya ingin negara ini maju dan menjadi lebih baik dan itulah mengapa saya memilih hari ini,” kata pemilik bisnis kecil lokal Manoubia Shagawi itu.
Ini sangat kontras dengan sekelompok wanita muda yang, ketika ditanya apakah mereka berniat untuk memilih, dengan tegas menjawab "Tidak" dan pergi.
Baca Juga:
Sebelum Jumpa Timnas U-20, Prancis Hanya Seri 2 Kali Lawan Tunisia
Oumaima ben Abdullah, seorang juru kampanye dari partai Arus Demokratik kiri-tengah, mengatakan: "Boikot aktif dilakukan oleh orang-orang dari masyarakat sipil dan partai politik."
Zoubeir Daly, anggota pendiri asosiasi pemantau pemilu Tunisia, Mourakiboun, menjelaskan bahwa orang secara efektif menghindari surat suara sebagai protes diam bukannya karena sikap apatis.
“Ini adalah pernyataan tentang perasaan rakyat terhadap situasi negara secara keseluruhan,” katanya.