Hashem Ahelbarra dari Al Jazeera mengatakan jumlah pemilih tersebut merupakan indikasi sentimen umum di antara warga Tunisia yang prihatin tentang masa depan negara mereka.
"Oposisi telah memboikot pemilu," katanya.
Baca Juga:
Jelang Ramadan 2024, Impor Kurma ke Indonesia Meningkat
“Serikat buruh terbesar dan terkuat, UGTT, memutuskan tidak akan mengambil bagian dalam proses politik ini dan sudah sangat kritis terhadap Presiden Saied.”
Ahelbarra mengatakan ekonomi yang terpuruk, inflasi tinggi, dan harga pangan yang meroket menjadi faktor penyebab banyak orang tidak memilih.
“Ini menjelaskan mengapa orang-orang selama beberapa minggu terakhir kehilangan harapan dalam proses politik, dan karenanya, (menghasilkan) jumlah pemilih yang rendah di Tunisia belum pernah terjadi sebelumnya,” jelasnya. [eta]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.