Perkembangan dramatis, Minggu (5/9/2021), menggarisbawahi bagaimana perbedaan pendapat meningkat, termasuk di dalam militer.
Namun, tidak segera diketahui berapa banyak dukungan yang sebenarnya dimiliki Doumbouya di dalam militer, dan apakah pasukan yang setia kepada Conde akan mencoba merebut kembali kekuasaan dalam beberapa jam dan hari mendatang.
Baca Juga:
Justin Hubner Absen, Shin Tae-yong Sesalkan Kekosongan Timnas Indonesia U-23
Dalam pidato Minggu (5/9/2021), Doumbouya meminta tentara lain "menempatkan diri mereka di pihak orang-orang" dan tinggal di barak mereka.
Doumbouya berdalih, tindakan itu dilakukan demi kepentingan terbaik bangsa, dan mengutip kurangnya kemajuan ekonomi oleh para pemimpin sejak negara itu memperoleh kemerdekaan dari Perancis pada 1958.
"Jika Anda melihat keadaan jalan kami, jika Anda melihat keadaan rumah sakit kami, Anda menyadari bahwa setelah 72 tahun, inilah saatnya untuk bangun," katanya.
Baca Juga:
Republik Guinea Dukung Mutilasi Kelamin Wanita
"Kita harus bangun," tandasnya.
Pengamat menilai, ketegangan antara Presiden Guinea dan kolonel tentara berasal dari proposal baru-baru ini untuk memotong beberapa gaji militer.
Tembakan keras meletus, Minggu (5/9/2021) pagi, di dekat Istana Presiden, dan berlangsung selama berjam-jam.