WahanaNews.co | Rusia terus memborbardir dan mengepung Mariupol. Pasukan Ukraina di Mariupol pun mengaku sudah di ambang kekalahan melawan Rusia.
Bahkan, komandannya merasa saat ini adalah hari-hari terakhir, dan dia meminta bantuan kepada para pemimpin dunia.
Baca Juga:
Rusia Angkut Baja dari Kota Mariupol, Ukraina: Penjarahan!
"Pasukan mungkin menghadapi hari-hari terakhir kita, jika tidak berjam-jam", kata Serhiy Volyna, komandan dari Brigade Marinir Terpisah ke-36 Ukraina dalam sebuah posting di Facebook pada Rabu pagi.
Komentar itu muncul ketika Rusia mengeluarkan ultimatum baru kepada para tentara yang bertahan di dalam pabrik baja di kota yang terkepung tersebut.
"Musuh melebihi jumlah kita 10 banding satu,” ujar Volyna.
Baca Juga:
Si Tajir Pemilik Pabrik Baja Mariupol Tuntut Rusia Rp 292 T
Ratusan warga sipil diyakini berlindung di ruang bawah tanah pabrik Azovstal yang terkepung, sebuah pabrik besar dengan terowongan bawah tanah.
Menurut informasi Rusia, sekitar 2.500 tentara Ukraina dan 400 tentara bayaran asing bersembunyi di pabrik baja, sementara laporan Ukraina mengatakan sekitar 1.000 warga sipil mencari perlindungan di sana.
Tidak mungkin untuk memverifikasi informasi yang diberikan oleh kedua belah pihak secara independen mengingat skala pertempuran dan kurangnya komunikasi di Mariupol, yang pelabuhannya dikepung oleh pasukan Rusia pada 1 Maret, tak lama setelah dimulainya invasi pada 24 Februari.