Kota dan pelabuhan sebagian besar dianggap telah hancur dalam beberapa minggu pengeboman dan penembakan Rusia.
“Kami mengimbau dan memohon kepada semua pemimpin dunia untuk membantu kami,” kata Volya dalam video tersebut. "Kami meminta mereka untuk menggunakan prosedur ekstraksi dan membawa kami ke wilayah negara pihak ketiga.”
Baca Juga:
Rusia Angkut Baja dari Kota Mariupol, Ukraina: Penjarahan!
Rusia mengalihkan fokus perangnya ke Ukraina timur pada minggu terakhir bulan Maret setelah pasukannya menarik diri dari Kiev dan daerah sekitarnya yang mengakhiri apa yang disebut Moskow sebagai “fase pertama” perang.
Sementara itu, Wali Kota Mariupol Vadym Boychenko mengatakan pada hari Rabu bahwa upaya sedang dilakukan untuk mengevakuasi sekitar 6.000 wanita, anak-anak dan orang tua dari kota.
Boychenko, yang telah meninggalkan Mariupol, mengatakan dia berharap kesepakatan awal dengan Rusia untuk membangun koridor yang aman akan diteguhkan dan dipertahankan.
Baca Juga:
Si Tajir Pemilik Pabrik Baja Mariupol Tuntut Rusia Rp 292 T
Dia mengatakan sekitar 100.000 warga sipil tetap berada di Mariupol dan bahwa puluhan ribu orang telah tewas dalam pengepungan Rusia di kota Laut Azov. Rusia telah berulang kali menyerukan pasukan Ukraina untuk menyerah, seruan yang mereka tolak.
Kementerian pertahanannya mengatakan pasukan Ukraina yang masih bersembunyi di dalam Azovstal menghadapi "situasi bencana".
Pasukan Rusia diyakini secara bertahap mendorong jalan mereka ke kota dan beberapa pejabat Ukraina mengatakan pada hari Selasa bahwa sebuah rumah sakit di dekat pabrik Azovstal terkena dampak pertempuran. Volyna mengakui Rusia memiliki