WahanaNews.co | Perserikatan
Bangsa-Bangsa (PBB) mengungkapkan terdapat 8.500 anak di bawah umur yang turut
angkat senjata, dan terlibat aktif dalam berbagai konflik di belahan dunia
sepanjang 2020. Dari jumlah itu, diketahui 2.700 anak tewas.
Baca Juga:
Hari Ini, Pemuda Batak Bersatu Jakpus Gelar Perayaan Natal 2024 di GOR Senen
Reuters melansir, data tersebut disampaikan oleh Sekjen PBB,
Antonio Guterres dalam laporan tahunannya pada Dewan Keamanan PBB. Laporan
tersebut menunjukkan data tentang anak-anak pada konflik bersenjata, yang
meliputi pembunuhan, pelecehan seksual, penculikan atau rekrutmen paksa, serta
penolakan bantuan medis dan aksi bersenjata yang menargetkan sekolah dan rumah
sakit.
Laporan tersebut memverifikasi, ada kekerasan terhadap
19.739 anak di 21 konflik. Kekerasan paling banyak ditemui di Somalia, Republik
Demokratik Kongo, Afghanistan, Suriah dan Yaman.
Data juga menunjukkan, 8,521 anak angkat senjata , dengan
2.674 tewas dan 5,748 luka-luka di beragam konflik tersebut.
Baca Juga:
Menteri Dody Bertemu Retno Marsudi, Bahas Tindak Lanjut 10th World Water Forum untuk Penanganan Isu Air
Laporan juga menunjukkan pihak mana saja yang bertikai,
dengan harapan mereka menerapkan langkah-langkah untuk melindungi anak-anak
tersebut. Sebelumnya, diplomat Arab Saudi dan Israel menekankan bahwa mereka
tidak akan masuk dalam daftar negara tersebut.
Israel tidak pernah masuk dalam daftar, sementara Arab Saudi tidak lagi dalam daftar, setelah
pada beberapa tahun sebelumnya sempat masuk, atas Koalisi Militer Arab Saudi
melukai anak-anak dalam intervensi konflik di Yaman.
Guterres juga membagi daftar tersebut dalam 2 bagian, yang
membedakan pihak mana saja yang telah melakukan upaya untuk melindungi
anak-anak dan yang tidak.