WahanaNews.co | Krisis kemanusiaan di wilayah
Tigray, Ethiopia, dengan cepat memburuk apabila pasukan Eritrea tidak ditarik
mundur dari kawasan perbatasan tersebut.
Koordinator
Bantuan PBB, Mark Lowcock, mengatakan di hadapan Dewan Keamanan, bahwa
kekerasan seksual dan pemerkosaan dijadikan senjata di Tigray.
Baca Juga:
Alamak! Pilot Ethiopian Airlines Tertidur Saat Terbang
Tidak
sedikit perempuan yang melaporkan diri menjadi korban pemerkosaan massal selama
berhari-hari.
Lowcock
mengatakan, pihaknya mengumpulkan laporan dan aduan korban dari berbagai
wilayah di Tigray, kebanyakan dilakukan oleh pria berseragam tentara.
Dia
menambahkan, korban perempuan paling muda masih berusia delapan tahun.
Baca Juga:
Pria Ethiopia Berebut Daftar Jadi Tentara Bayaran Rusia
"Untuk
lebih jelas, konflik belum berakhir dan situasinya tidak membaik," kata dia, di
hadapan 15 anggota DK dalam sebuah pertemuan virtual tertutup.
Menurut
PBB, sebanyak 4,5 dari 6 juta warga Tigray membutuhkan bantuan kemanusiaan.
Setidaknya, 91
persen populasi membutuhkan bantuan darurat bahan pangan dan obat-obatan.