Ketika
pemerintah Eritrea menepis tuduhan keterlibatan militernya, Perdana Menteri
Ethiopia, Abiy Ahmed, mengindikasikan dirinya mengetahui adanya pasukan jiran di
kawasan perang.
Atas
tuntutan PBB dan Amerika Serikat, dia berjanji pasukan Eritrea akan hengkang
selambatnya bulan Maret.
Baca Juga:
Alamak! Pilot Ethiopian Airlines Tertidur Saat Terbang
Pada
Selasa (13/4/2021), Lowcock mendesak agar Eritrea menepati janjinya dan
menarik mundur pasukan dari Tigray.
"Sayangnya
saya harus katakan, PBB atau lembaga kemanusiaan lain tidak ada yang melihat
pemulangan pasukan Eritrea," kata dia.
"Tanpa
gencatan senjata, krisis kemanusiaan yang sudah parah ini hanya akan bertambah
buruk," imbuhnya.
Baca Juga:
Pria Ethiopia Berebut Daftar Jadi Tentara Bayaran Rusia
"Saya
tegaskan lagi betapa pentingnya tentara Eritrea menghentikan kekejaman ini dan
hengkang dari Tigray. Mengumumkannya tidak sama dengan melakukannya," tandasnya.
Atas
tuduhan tersebut Menteri Informasi Eritrea, Yemane Gebremeskel, mengatakan
kekerasan seksual dan pemerkosaan "adalah sebuah kekejian di dalam
masyarakat Eritrea" dan harus dihukum seberat-beratnya jika terjadi. [qnt]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.