WahanaNews.co | Harga rumah di Inggris diprediksi terjun bebas sampai 15 persen usai pemerintah di pulau Britania tersebut berniat melakukan pemangkasan pajak.
Dikutip dari CNN Business, Kamis (29/9), Credit Suisse (AMJL) mengatakan harga rumah Inggris bisa dengan mudah turun antara 10 persen dan 15 persen selama 18 bulan ke depan jika Bank of England (BoE) secara agresif menaikkan suku bunga untuk menjaga inflasi tetap terkendali.
Baca Juga:
Dari Pajak Digital, Negara Kantongi Rp 6,14 Triliun Hingga September 2024
"Setelah semua kenaikan suku bunga, keterjangkauan utang hipotek memburuk ke tingkat yang sama dengan puncak sebelum (krisis keuangan global)," tulis analis riset Credit Suisse.
Menteri keuangan Inggris Kwasi Kwarteng pekan lalu mengumumkan pemotongan pajak terbesar dalam 50 tahun dan peningkatan besar-besaran dalam pinjaman pemerintah.
Akibatnya, nilai tukar poundsterling jatuh ke level terendah terhadap dolar AS, dan harga obligasi pemerintah Inggris jatuh.
Baca Juga:
Realisasi Penerimaan Pajak DJP Kalbar Capai 56,99 Persen Hingga Agustus 2024
Beberapa analis memperkirakan BoE akan menaikkan suku bunga menjadi 6 persen tahun depan, naik dari 2,25 persen saat ini, untuk menopang mata uang yang sedang sakit.
Selain itu, bank sentral juga mengumumkan pembelian obligasi darurat untuk mencoba memulihkan ketenangan pasar.
Dampaknya, dapat mempersulit orang untuk mendapatkan persetujuan hipotek, dan mendorong calon pembeli untuk menunda pembelian mereka. Sehingga penurunan permintaan akan menyebabkan penurunan harga.