Juru bicara Thoma Bravo menolak berkomentar mengenai masalah ini, sementara pihak Twitter belum menyampaikan tanggapan terkait rencana ini. Seperti dilaporkan Washington Post, Kamis (14/4), Thoma Bravo berencana membeli Twitter.
Rencana Thoma Bravo meningkatkan ketakutan akan semakin banyaknya perusahaan swasta yang ingin membeli Twitter. Tidak seperti konglomerat teknologi besar, sebagian besar perusahaan pembelian tidak akan menghadapi pembatasan antimonopoli dalam mengakuisisi Twitter.
Baca Juga:
Gelar Naker Expo, Kemnaker Sediakan Puluhan Ribu Lowongan Pekerjaan di Tiga Kota
Masih ada kemungkinan perusahaan swasta akan meningkatkan tawaran dengan cara bermitra dengan Musk daripada menantangnya.
Kritik Musk terhadap ketergantungan Twitter pada iklan untuk sebagian besar pendapatannya telah membuat beberapa perusahaan swasta khawatir bekerja sama dengannya. Ini karena arus kas yang kuat membuat pembiayaan pembelian dengan leverage jauh lebih mudah.
Sebelumnya, Musk mengajukan penawaran untuk membeli semua saham Twitter untuk meningkatkan kepemilikan 9,2 persen yang sudah dia pegang.
Baca Juga:
Sudinkes Jakarta Barat Ingatkan Rumah Sakit Terus Terapkan Pelayanan Berbasis Hospitality
Menurut data pengajuan di Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC), Kamis (14/4), Musk menawarkan akuisisi semua saham di Twitter yang bukan miliknya seharga US$54,20 atau Rp778.282 (kurs Rp14,359 per dolar AS) per lembar saham.
"[Elon] mengajukan penawaran untuk membeli 100 persen [saham] Twitter dengan harga US$54,20 per saham dalam transaksi tunai dan kemudian menjadikannya [milik] pribadi," demikian dikutip dari Forbes. [afs]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.