WahanaNews.co | Delegasi
pejabat senior Hamas yang dipimpin oleh pemimpin politik Ismail Haniyeh, menyambangi
presiden baru Iran Ebrahim Raisi di Teheran, Jumat (6/8).
Baca Juga:
Pelanggaran Hukum Internasional, PBB: 70 Persen Korban di Gaza Adalah Perempuan dan Anak-anak
"Haniyeh memberikan informasi terbaru kepada Raisi
tentang situasi di Jalur Gaza yang dikuasai Hamas dan menggambarkan konsekuensi
permusuhan dengan Israel pada bulan Mei," kata organisasi militan itu
dalam sebuah pernyataan seperti dikutip dari media Israel, Haaretz, Sabtu
(7/8/2021).
Haniyeh juga memberi Raisi perkembangan terkini di
Palestina, termasuk kasus kontroversial lingkungan Seikh Jarrah Yerusalem Timur
dan perluasan permukiman Israel di Tepi Barat.
Dalam pertemuannya dengan Raisi, pernyataan itu menambahkan,
pemimpin Hamas menekankan bahwa rakyat Palestina akan terus berperang melawan
pendudukan Israel.
Baca Juga:
Komandan Hamas Tewas dalam Serangan Israel di Lebanon Utara
Raisi, di pihaknya, berjanji bahwa Iran akan terus mendukung
Hamas, menurut pernyataan itu.
Raisi (60) dilantik pada Kamis, dua hari setelah memenangkan
dukungan resmi dari pemimpin tertinggi negara itu untuk menjabat menyusul
kemenangannya dalam pemilihan pada Juni.
Sebuah delegasi yang dipimpin oleh Ziyad Al-Nakhalah,
sekretaris jenderal gerakan Jihad Islam, berpartisipasi dalam upacara
pelantikan Raisi dan juga diperkirakan akan bertemu dengan presiden garis keras
Iran itu.
Raisi, yang berada di bawah sanksi Amerika Serikat (AS) atas
tuduhan pelanggaran hak asasi manusia ketika ia menjadi hakim, telah berjanji
untuk mengambil langkah-langkah untuk mencabut sanksi keras Washington yang telah
memotong ekspor minyak Iran dan telah menutupnya dari sistem perbankan
internasional.
Pada bulan Juni, penyelidik PBB tentang hak asasi manusia di
Iran menyerukan penyelidikan independen atas tuduhan eksekusi yang
diperintahkan negara terhadap ribuan tahanan politik pada tahun 1988 dan peran
yang dimainkan oleh Raisi sebagai wakil jaksa Teheran. [dhn]