WahanaNews.co | Gara-gara seruan tentara Rusia dilarang memelihara jenggot, pemimpin muslim Chechnya Ramzan Kadyrov marah-marah. Kadyrov menganggap seruan seperti itu provokasi terhadap serdadu muslim yang berjuang mati-matian membela Moskow dalam perang di Ukraina .
Seruan itu dilontarkan Deputi Duma Negara Viktor Sobolev. Dia mengatakan perlu ada penindakan terhadap para tentara Rusia yang tidak terawat dan tidak bercukur.
Baca Juga:
Sebut Ukraina Rapi, Bos Tentara Bayaran Rusia: Harus Belajar dari Mereka
Ada juga laporan bahwa para tentara Rusia yang berperang di Ukraina dipaksa untuk mencukur jenggot mereka muncul di saluran Telegram pro-pemerintah awal pekan ini.
Melansir SindoNews, laporan itu dengan cepat ditepis Denis Pushilin, seorang pejabat Republik Rakyat Donetsk—wilayah yang melepaskan diri dari Ukraina dan bergabung dengan Rusia tahun lalu. Kepala Abkhaz dari unit sukarelawan "Pyatnashka", Akhra Avidzba, juga menepis laporan tersebut.
Kendati demikian, Sobolev bertahan dengan seruannya dalam wawancara dengan outlet berita RBC.
Baca Juga:
Tolak Berperang di Ukraina, Tentara Rusia Dihukum 5 Tahun Penjara
“Ini adalah persyaratan disiplin militer dasar,” tulis RBC mengutip Sobolev, yang merupakan anggota Komite Pertahanan Duma Negara.
“Seorang prajurit dilihat oleh warga sipil, dia harus terlihat teladan. Jika dia berjalan tanpa pakaian dan tidak dicukur, maka itu tidak memujinya baik sebagai pribadi maupun sebagai tentara,” lanjut Sobolev.
Pernyataan Sobolev dengan cepat direspons Kadyrov, yang menilai komentar politisi Rusia tersebut sebagai Islamofobia.