Dari jumlah tersebut, lebih dari 60 persen senjata yang dibeli berasal dari Amerika Serikat.
“Eropa memang berusaha meningkatkan industri pertahanannya sendiri,” kata Pieter Wezeman, peneliti senior di SIPRI. “Namun, hubungan pasokan senjata dengan AS sudah terjalin begitu dalam.”
Baca Juga:
45 Pesawat Tempur Langgar Wilayah Udara, Taiwan Kecam Manuver Militer China
Saat ini, negara-negara NATO Eropa masih memiliki hampir 500 pesawat tempur dan berbagai sistem persenjataan lainnya yang masih dalam proses pengiriman dari AS.
Salah satu contohnya adalah pesanan jet tempur stealth F-35 Lightning II, yang dibeli secara kolektif oleh beberapa negara Eropa karena khawatir terhadap potensi konfrontasi dengan Rusia di masa depan.
Menurut analis militer dari Pusat Kajian Keamanan Global, Richard Caldwell, ketergantungan ini bisa menjadi masalah besar bagi NATO di masa depan.
Baca Juga:
Indonesia Salip Israel dalam Peringkat Militer Dunia, Begini Perbandingannya
“Eropa saat ini menghadapi dilema. Di satu sisi, mereka ingin mandiri secara militer. Di sisi lain, mereka masih terlalu nyaman dengan pasokan senjata AS,” ujarnya. “Ini seperti kecanduan. Sulit lepas.”
Caldwell juga menyoroti bahwa ketergantungan ini memberi AS pengaruh besar dalam strategi militer Eropa.
“Washington tahu betul bahwa tanpa teknologi dan logistik militer dari AS, NATO akan pincang. Dan itulah yang membuat Eropa sulit melepaskan diri,” tambahnya.