Sumber-sumber menyebutkan kepada NBC News bahwa intelijen AS telah mengindikasikan bahwa para pemimpin Iran sangat terkejut dengan serangan yang dilakukan oleh Hamas terhadap Israel.
Namun, Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih, Jake Sullivan, menyatakan pada hari Selasa bahwa Iran telah "terlibat" dalam serangan tersebut karena telah memberikan dukungan kepada Hamas selama beberapa dekade.
Baca Juga:
Pelanggaran Hukum Internasional, PBB: 70 Persen Korban di Gaza Adalah Perempuan dan Anak-anak
Biden sendiri telah menggambarkan serangan yang dilakukan oleh Hamas sebagai "tindakan kekejaman murni". Menurutnya, serangan ini merupakan yang paling mematikan bagi komunitas Yahudi sejak Holokaus.
Sementara itu, Hamas menegaskan bahwa serangan mereka adalah bentuk balasan atas ketidakadilan yang telah dirasakan oleh warga Palestina selama ini.
Serangan ini juga merupakan akumulasi dari pendudukan yang dipaksakan oleh Israel di wilayah tersebut, termasuk beberapa insiden kekerasan yang terjadi tahun ini di Masjid Al-Aqsa.
Baca Juga:
Komandan Hamas Tewas dalam Serangan Israel di Lebanon Utara
Sementara itu, Perdana Menteri Inggris, Rishi Sunak, telah mengonfirmasi bahwa Inggris akan mengirim dua kapal angkatan laut dan dua pesawat pengintai ke Mediterania Timur untuk mendukung Israel dalam konflik dengan Hamas Palestina yang telah berlangsung selama enam hari terakhir.
Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkannya pada Kamis (12/10), Sunak menjelaskan bahwa bersama dengan sekutu-sekutu mereka, pengerahan kekuatan militer kelas dunia dari Inggris akan bertujuan untuk mendukung usaha-usaha dalam menjaga stabilitas regional dan mencegah eskalasi lebih lanjut.
Sunak juga mengungkapkan bahwa bantuan militer Inggris untuk Israel akan mencakup pesawat P8, dua kapal angkatan laut yaitu RFA Lyme Bay dan RFA Argus, tiga helikopter Merlin, serta satu kompi Marinir Kerajaan (Royal Marines).