WahanaNews.co | Lumbung pangan dunia masih krisis dan rumah tangga di negara-negara yang rentan dan miskin, serta kamp-kamp pengungsi di seluruh dunia terbakar.
Konflik Rusia-Ukraina kembali mengancam krisis pangan global yang dapat meningkatkan kelaparan dan kekurangan gizi di Timur Tengah, Afrika, Asia Tengah dan sekitarnya.
Baca Juga:
Dua Pemimpin Eropa Akan Kunjungi China Pertengahan Tahun 2023
Tiga kebutuhan sekunder, makanan, bahan bakar, dan pupukbisa menjadi komoditas langka yang dinikmati segelintir orang jika pertempuran di Ukraina berlanjut.
Dilansir AFP, Senin (4/4/202), perang meletus setelah dua tahun yang menyakitkan dari pandemi Covid-19 yang menghancurkan mata pencaharian di seluruh dunia.
Sudah menguras sumber daya keuangan dan mengosongkan dompet, terutama di negara-negara miskin.
Baca Juga:
Imbas Terkait Perang di Ukraina, Jerman Rugi Triliunan Rupiah pada 2022
Kesulitan fiskal dan inflasi diikuti oleh cuaca ekstrem berupa banjir dan kekeringan yang menambah tekanan ekonomi dunia yang sudah cukup besar sehingga menghambat pemulihan.
Perang di Ukraina menciptakan badai yang sempurna karena kedua negara yang terlibat di dalamnya menguasai 30 persen ekspor gandum dari pasar global pada 2021, menurut Organisasi Pangan dan Pertanian PBB.
Rusia, pengekspor gandum terbesar di dunia, dan Ukraina, terbesar kelima, memiliki 50 negara di seluruh dunia yang bergantung pada mereka untuk 30 persen, beberapa hingga 60 persen impor gandum Rusia dan Ukraina.