WahanaNews.co, Jakarta - Polisi Zimbabwe telah menangkap seorang pria yang mengaku sebagai seorang nabi dari sekte apostolik yang diduga mengeksploitasi ratusan anak di sebuah peternakan.
Paul Nyathi, juru bicara polisi, mengungkapkan bahwa Ishmael Chokurongerwa, yang merupakan "nabi gadungan" dan memimpin sekitar 1.000 anggota di sebuah peternakan sejauh 34 kilometer dari ibu kota Harare, ditangkap di sebuah kuil pada hari Selasa (12/3/2024).
Baca Juga:
Otto Hasibuan Sayangkan Pernyataan Mahfud Md soal Penyelesaian Sengketa Pemilu
Di dalam kuil tersebut, terdapat 251 anak usia sekolah yang tinggal bersama dengan pengikut lainnya. Nyathi menyatakan bahwa dari jumlah tersebut, 246 anak tidak memiliki akta kelahiran.
"Ditentukan oleh polisi bahwa semua anak usia sekolah tidak menerima pendidikan formal dan mereka dieksploitasi dengan menjadi pekerja dengan bayaran rendah. Mereka dipaksa melakukan pekerjaan manual dengan dalih diajarkan keterampilan hidup," kata Nyathi, seperti dilaporkan oleh Associated Press pada hari Kamis (14/3/2024).
Selain dugaan eksploitasi anak, polisi juga menemukan kuburan di sekitar area kuil sekte. Sebanyak 16 kuburan telah ditemukan, di antaranya tujuh kuburan bayi yang tak bersalah, yang tidak terdaftar secara administratif.
Baca Juga:
Sebagian Korban Tewas Sekte Sesat di Kenya Alami Penyiksaan
Nyathi mengungkapkan bahwa aparat kepolisian akhirnya menangkap pria yang mengklaim sebagai Nabi Ismail bersama tujuh ajudannya atas tuduhan melakukan "kegiatan kriminal yang melibatkan penganiayaan terhadap anak di bawah umur." Informasi lebih lanjut akan disampaikan saat penyelidikan berlangsung.
Tabloid yang dikelola oleh pemerintah, H-Metro, menampilkan gambar polisi bersama perlengkapan anti huru-hara dalam diskusi dengan para pengikut perempuan yang mengenakan pakaian putih dan penutup kepala, yang meminta agar anak-anak kecil dikembalikan.
Tidak jelas ke mana polisi membawa anak-anak tersebut menggunakan bus. Selain anak-anak, beberapa perempuan juga ikut dibawa untuk menemani mereka.
Salah satu pengikut Chokurongerwa mengatakan kepercayaan yang mereka anut bukan berasal dari kitab suci, melainkan datang langsung dari tuhan.
"Kepercayaan kami bukan dari kitab suci, kami mendapatkannya langsung dari tuhan yang memberi kami aturan tentang bagaimana kami bisa masuk surga. Tuhan melarang pendidikan formal karena pelajaran yang dipelajari di sekolah semacam itu bertentangan dengan ajarannya," ujarnya kepada H-Metro.
Dia juga menuturkan tuhan mengatakan kepada mereka bahwa hujan tidak akan turun jika anak-anak pergi ke sekolah.
Dia menyatakan bahwa orang-orang di luar keyakinan mereka tidak akan mendapatkan hujan karena mengirim anak-anak mereka ke sekolah, berbeda dengan mereka yang mengalami hujan karena tidak mengirimkan anak-anak mereka ke sekolah.
Dia menekankan bahwa mereka memiliki keberuntungan mendengar suara Tuhan melalui karunia telinga spiritual.
Di Afrika Selatan, kelompok apostolik yang memasukkan keyakinan tradisional ke dalam doktrin Pentakosta sangat populer.
Menurut studi UNICEF, kelompok apostolik adalah denominasi agama terbesar di Zimbabwe, dengan sekitar 2,5 juta pengikut.
Tahun lalu, terjadi penangkapan terhadap seorang nabi palsu di Kenya.
Pada bulan April 2023, polisi Kenya menangkap Paul Mackenzie, yang memimpin sebuah sekte sesat dan menyebabkan kematian ratusan orang karena kelaparan.
Para pengikut sekte itu diperintahkan untuk berpuasa sampai mati jika mereka ingin bertemu dengan Yesus.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]