WahanaNews.co | Lembaga kajian Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI) melaporkan, pengiriman senjata ke kawasan Eropa meningkat di tengah runyamnya hubungan antara Benua Biru itu dengan Rusia.
Peningkatan itu terjadi di tengah melambatnya perdagangan senjata dunia.
Baca Juga:
Kapolsek Kulon Progo Ungkap Motif Bunuh Diri Ipda BS: Bisnis Ternak Kambing
SIPRI mengungkap, dibanding periode lima tahun silam, transfer senjata secara internasional turun 5 persen.
Namun, impor senjata ke negara-negara Eropa naik 19 persen, atau kenaikan tertinggi di kawasan dunia.
"Kemerosotan dalam hubungan negara-negara Eropa dengan Rusia telah menjadi faktor pendorong dalam naiknya impor senjata ke Eropa, khususnya negara-negara yang industri senjata dalam negeri belum cukup," kata peneliti di SIPRI, Pieter Wezeman.
Baca Juga:
China Ancam AS, Minta Segera Kurangi Senjata Nuklir
SIPRI dalam laporannya menyebut Inggris, Norwegia dan Belanda adalah negara-negara yang mengimpor senjata paling banyak.
Sedangkan impor senjata Ukraina masih sangat terbatas selama bersitegang dengan Rusia.
"Negara-negara juga menghapkan bisa meningkatkan impor senjata mereka secara signifikan dalam beberapa dekade ke depan setelah memesan senjata dalam jumlah besar, khususnya jet tempur dari Amerika Serikat," demikian laporan SIPRI.
Sampai sekarang, Amerika Serikat masih menjadi eksportir senjata terbesar di dunia.
Negeri Paman Sam itu menguasai 39 persen market share, meningkat dari sebelumnya memegang 32 persen market share. [gun]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.