WahanaNews.co, Jakarta - Warga Israel yang bekerja di pangkalan militer yang saat ini digunakan sebagai pusat penahanan bayangan atau tak resmi untuk orang Palestina di Gurun Negev, Israel, mengungkap perlakuan biadab tentara Zionis.
Menurutnya, pemandangan di pusat penahanan bayangan itu memperlihatkan barisan pria yang duduk di atas kasur setipis kertas dan dipagari kawat berduri. Bau busuk menyelimuti udara dan ruangan.
Baca Juga:
Netanyahu Tawarkan Rp79 Miliar untuk Bebaskan Satu Sandera di Gaza
"Kami diberitahu bahwa mereka tidak diizinkan bergerak. Mereka harus duduk tegak. Mereka tidak diperbolehkan berbicara. Tidak diperbolehkan mengintip di balik penutup mata mereka," kata warga Israel yang berada di fasilitas tersebut kepada CNN, dikutip Jumat (10/5/2024).
Para penjaga bahkan diminta untuk tutup mulut dan memilih orang-orang yang bermasalah lalu memberikan hukuman. Padahal, hanya kesalahan kecil.
Selain itu, di pusat penahanan tersebut juga tak asing lagi pemandangan bedah atau amputasi yang dilakukan dokter kepada tahanan yang cedera akibat diborgol terus-menerus. Bahkan terkadang dilakukan oleh petugas medis yang tidak berkualifikasi.
Baca Juga:
IDF Klaim Tewaskan Pejabat Senior Jamaah Islamiyah Lebanon, Mosab Khalaf
Karenanya, bau darah hingga busuk akibat luka yang tak dirawat dengan baik tercium di lokasi.
Menurut laporan, fasilitas yang berjarak sekitar 18 mil dari perbatasan Gaza ini dibagi menjadi dua bagian. Pertama, sebuah tempat yang menyerupai kandang, di mana sekitar 70 tahanan Palestina dari Gaza ditempatkan di bawah pengekangan fisik yang ekstrem.
Kedua, sebuah rumah sakit lapangan, di mana para tahanan yang terluka tidak diobati namun justru diikat ke tempat tidur mereka, dikenakan popok dan diberi makan melalui sedotan.
"Mereka tidak manusiawi," kata salah satu pengungkap fakta yang bekerja sebagai tenaga medis di rumah sakit lapangan di fasilitas tersebut.
"(Pemukulan) itu dilakukan bukan untuk mengumpulkan informasi intelijen. Itu dilakukan karena balas dendam," kata pelapor lainnya.
"Itu adalah hukuman atas apa yang mereka (orang Palestina) lakukan pada 7 Oktober dan hukuman atas perilaku mereka di kamp," imbuhnya.
Terkait tuduhan tersebut, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) membantah perlakuan tidak manusiawi tersebut kepada tahanan Palestina. Namun, apabila ada yang melakukan akan diberikan sanksi.
"IDF memastikan perilaku yang tepat terhadap para tahanan yang ditahan. Setiap tuduhan pelanggaran yang dilakukan oleh tentara IDF diperiksa dan ditangani sebagaimana mestinya. Dalam kasus-kasus tertentu, investigasi MPCID (Divisi Investigasi Kriminal Polisi Militer) dibuka ketika ada kecurigaan adanya pelanggaran yang membenarkan tindakan tersebut," kata IDF dalam pernyataannya.
"Tahanan diborgol berdasarkan tingkat risiko dan status kesehatannya. Insiden borgol yang melanggar hukum tidak diketahui oleh pihak berwenang," lanjut IDF.
IDF memang tidak menyangkal langsung laporan mengenai orang-orang yang ditelanjangi atau memakai popok. Sebaliknya, militer Israel mengatakan bahwa para tahanan akan diberikan kembali pakaian mereka setelah IDF memutuskan bahwa mereka tidak menimbulkan risiko keamanan.
[Redaktur: Sobar Bahtiar]