Saham produsen pertahanan China melonjak, mengindikasikan meningkatnya kepercayaan terhadap kualitas J-10C.
Analis dari Bloomberg Intelligence, Eric Zhu, menyatakan bahwa catatan tempur ini menjadi nilai tambah besar bagi J-10C.
Baca Juga:
Sengketa Senkaku Memanas, Jepang Kerahkan Jet Tanggapi Helikopter China
“Sebagian besar platform militer China belum diuji dalam peperangan sesungguhnya. Kini J-10C memiliki rekam jejak itu,” tegasnya.
Pakistan sendiri mulai memperkuat armada udaranya dengan J-10C sejak tahun 2022. Jet ini diperkenalkan dalam upacara resmi di Pangkalan PAF Minhas Kamra, Punjab.
Sebagai jet tempur serbaguna berbobot sedang, J-10C dilengkapi dengan rudal udara-ke-udara PL-10 dan PL-15, serta radar AESA canggih yang melampaui sistem pada jet JF-17 Block 3.
Baca Juga:
Balas Dendam Tuntas, China Hantam Jepang dan Amankan Tiket Final
Walaupun jumlah pastinya dirahasiakan, J-10C kini menjadi tulang punggung baru bagi Angkatan Udara Pakistan, bersanding dengan jet JF-17 Thunder, Mirage Prancis, dan F-16 buatan Amerika.
Dengan banderol sekitar US$41 juta per unit, J-10C dianggap sebagai solusi efisien dibandingkan Rafale yang bisa mencapai hampir tiga kali lipat harganya.
Jet ini diproduksi oleh Chengdu Aircraft Corporation (CAC), dan merupakan pengembangan lanjutan dari J-10 yang telah aktif sejak 2004 di Angkatan Udara China (PLAAF).