WahanaNews.co, Jakarta - Presiden AS Joe Biden menyatakan pada Jumat (16/2/2024) bahwa kematian tokoh oposisi Rusia Alexei Navalny menjadi motivasi bagi Kongres AS untuk memberikan bantuan lebih lanjut kepada Ukraina.
"Tragedi ini mengingatkan kita akan pertaruhan yang terjadi saat ini. Mari kita sediakan dana agar Ukraina dapat terus mempertahankan diri,” kata Biden saat memberikan pernyataan mengenai kematian Navalny.
Baca Juga:
Prabowo Subianto Sambangi Gedung Putih, Rayakan 75 Tahun Hubungan Diplomatik dengan AS
"Saya berharap kepada Tuhan ini membantu," lanjut Biden.
Sebelumnya, dinas penjara Rusia mengatakan bahwa Navalny meninggal saat dipenjara, dan menambahkan bahwa penyelidikan atas penyebab kematiannya sedang dilakukan. Biden dan pejabat AS lainnya menuduh Presiden Vladimir Putin bertanggung jawab atas kematian Navalny.
Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan para pejabat AS harus "menahan diri" dan menunggu hasil pemeriksaan medis sebelum mengomentari mengenai kematian Navalny.
Baca Juga:
Demokrat Tuding Keputusan Biden sebagai Penyebab Kegagalan Harris Hadapi Trump
Menariknya, Pemerintah AS menganggap kematian Navalny lebih penting daripada kematian jurnalis Gonzalo Lira, seorang warga negara AS di penjara Ukraina, kata kementerian tersebut.
Kemenlu Rusia menyatakan, para pemimpin asing dan media menyiapkan tuduhan serupa sebelum kematian Navalny, serta menyebut tindakan mereka sebagai oportunisme moral.
Kematian Navalny terjadi di tengah upaya Kongres AS untuk memberikan bantuan kepada Ukraina sebagai bagian dari kesepakatan produk perundang-undangan yang lebih luas.
Senat AS meloloskan rancangan undang-undang pengeluaran sebesar 95 miliar dolar AS (sekitar Rp1,48 kuadriliun) dengan bantuan untuk Ukraina dan Israel.
Namun, Ketua DPR AS Mike Johnson mengatakan bahwa dia tidak berencana mengadakan pemungutan suara mengenai undang-undang tersebut di DPR AS.
Sekelompok anggota DPR AS lintas partai juga siap mengeluarkan rancangan undang-undang pengeluaran sebesar 66 miliar dolar AS (sekitar Rp1,03 kuadriliun) dengan bantuan untuk Ukraina dan Israel, serta langkah-langkah keamanan perbatasan AS.
Namun, anggota DPR AS dijadwalkan baru akan melanjutkan pembahasan legislatif pada tanggal 28 Februari.
Biden berpendapat bahwa Anggota DPR seharusnya menyetujui bantuan Ukraina daripada menjalani "liburan selama dua pekan".
[Redaktur: Sandy]