Sehari setelah petisi beredar, Komandan Angkatan Udara Israel, Mayor Jenderal Tomer Bar, bertemu dengan beberapa perwira yang menandatangani petisi itu.
Dalam pertemuan tersebut, sejumlah perwira menyampaikan kritik terhadap ancaman pemecatan yang dilayangkan oleh Bar, menilai tindakan tersebut bertentangan dengan hukum dan etika militer terkait hak pasukan cadangan untuk menyampaikan pendapat.
Baca Juga:
Pemerintah Indonesia Konsultasikan Dukungan Kemanusiaan untuk Palestina, Tegaskan Penolakan Relokasi Warga Gaza
Menanggapi kritik tersebut, Bar membantah bahwa tindakan yang diambilnya merupakan bentuk hukuman.
Ia menegaskan bahwa mereka yang menandatangani petisi, yang menurutnya bermuatan politis dan dapat merugikan negosiasi pembebasan sandera, tidak dapat lagi menjalankan tugas mereka sebagai pasukan cadangan.
Lebih lanjut, Bar menyatakan bahwa petisi yang dibuat di tengah perang tidak memiliki legitimasi.
Baca Juga:
MER-C Indonesia Kecam Serangan Sistematis Israel terhadap Tenaga Medis
Ia juga meyakini bahwa kesepakatan terkait gencatan senjata dan pembebasan sandera akan segera tercapai, sehingga keterlibatan militer dalam konflik ini dapat berkurang dalam waktu dekat.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.