WAHANANEWS.CO, Jakarta - Sebuah pesawat patroli maritim milik Angkatan Laut Korea Selatan jenis P-3C Orion jatuh saat menjalani latihan penerbangan pada Kamis (29/5/2025), menewaskan seluruh awak yang berjumlah empat orang.
Kecelakaan ini terjadi tak lama setelah pesawat lepas landas dari pangkalan udara Angkatan Laut di kota pesisir tenggara Pohang, sekitar pukul 13.43 waktu setempat.
Baca Juga:
Meski Tertutup, Korea Utara Tetap Bisa Dipantau Media Korea Selatan
Pihak Angkatan Laut Korea Selatan mengonfirmasi bahwa keempat awak ditemukan dalam keadaan meninggal dunia.
Hingga kini, penyebab kecelakaan belum diketahui dan penyelidikan menyeluruh masih berlangsung.
Pesawat P-3C Orion dikenal sebagai pesawat patroli jarak jauh yang digunakan untuk perang antikapal selam dan pengawasan maritim.
Baca Juga:
Korea Selatan Ubah Haluan: Tinggalkan F-35B, Bangun Armada Drone Tempur di Atas Kapal Induk
Pesawat tersebut dilaporkan jatuh di lereng bukit, tak jauh dari kompleks apartemen di Pohang.
Beberapa saksi mata mengaku melihat asap dan kobaran api membumbung dari lokasi jatuhnya pesawat.
Tim pemadam kebakaran dan regu penyelamat segera dikerahkan setelah warga setempat melaporkan kejadian tersebut.
Foto-foto dari lokasi menunjukkan upaya pemadaman di tengah asap tebal dan pepohonan yang terbakar. Tidak ada laporan korban jiwa di darat.
Sebagai langkah tanggap darurat, Angkatan Laut Korea Selatan menangguhkan seluruh operasional pesawat P-3 mereka.
Sebuah gugus tugas khusus juga dibentuk untuk menyelidiki insiden ini dan memberikan dukungan kepada keluarga korban.
"Ini adalah kerugian yang tragis, dan kami menyampaikan belasungkawa terdalam kami kepada keluarga para awak," ujar juru bicara Angkatan Laut, sebagaimana dikutip dari Euronews.
"Segala upaya sedang dilakukan untuk mendukung mereka di masa sulit ini," tambahnya.
Peristiwa ini terjadi hanya beberapa bulan setelah kecelakaan pesawat penumpang Jeju Air pada Desember lalu, yang menewaskan 179 dari 181 orang saat mendarat di Bandara Internasional Muan.
Tragedi terbaru ini memunculkan kembali kekhawatiran tentang standar keselamatan dan kondisi armada udara militer Korea Selatan yang sebagian besar telah berusia tua.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]